Bi'rul Ghars

Admin JSN
01 Juli 2024 | 05.52 WIB Last Updated 2024-06-30T22:52:06Z


ARTIKEL| JATIMSATUNEWS.COM
- Kamis, bersama kawan-kawan konsultan bimbingan ibadah saya mengunjungi bi’rul ghars. Salah satu diantara 7 sumur Nabawi yang terkenal. Aris, Ruah, Bi’rul Ha’, Bidlo’ah, bashah dan al-‘ahn. Sumur yang tidak jauh dari Masjid Quba ini dinamakan ghars, karena disana terdapat pohon dan bibib pohon yang ditanam. Gharasa dalam Bahasa arab berarti menanam. Sumur milik hartawan yang juga shahabat Saad Ibn Khaithumah yang rumahnya sempat digunakan Rasulullah tinggal sebelum bepergian ke Madinah untuk melanjutkan hijrahnya ini hingga kini masih terawat dengan baik.

Sumur Ghars salah satu situs bersejarah yang terkait erat dengan sirah Nabawi, berada di perkampungan Awali sebelah selatan Kota Madinah. Lokasi tepatnya berada di perempatan Jalan Qurban dan Hijrah, sekira 1,5 kilometer arah timur laut Masjid Quba. Keberadaannya dianggap sangat penting di era awal munculnya Islam hingga saat ini. Sumur Ghars ini dulu terdapat di perkampungan Bani Nadzir. Banyak hadits yang menjelaskan tentang pentingnya sumur ini. Air yang mengalir bersumber dari bumi terdalam.

Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Sumur Ghars pernah kering. Dalam satu hadits yang diriwayatkan dari Anas Ibn Malik; saat Rasulullah berziarah ke Quba’. Beliau bergegas menuju sumur Ghars untuk memberikan minuman keledai yang beliau tunggangi. Namun, sumur Ghars sudah kering. Kemudian beliau berkumur-kumur dengan sisa air dari bekal beliau dan dimuntahkan ke dalam sumur. Seketika itu juga, muncul mata air deras dari dalam sumur Ghars.

Imam Ibn Katsir menyitir sebuah hadits yang menyatakan; “sebaik-baik sumur adalah sumur Ghars. Sumur ini berasal dari sumber air surga dan airnya lebih nikmat dari air lain.” Rasulullah menyegar badannya dari sumur ini dan dimandikan dari sumur ini. Ketika jelang wafat Rasulullah berpesan agar Sayidina Ali memandikannya dengan air dari sumur Ghars ini. Rasulullah berkata: “kalau aku meninggal, mandikan aku dari sumur Ghars dengan 7 Gerabah.” Hadits Riwayat Ibn Maajah 

Di bagian belakang sumur, ada mushalla kecil. Sayang saat kami datang musholla itu ditutup. Dari luar saya melihat musholla kecil itu seperti dibatasi batu-batu lama. Rasanya ingin menembus pintu itu untuk masuk. Bagi para perindu Rasulullah, bisa beribadah, shalat ditempat di mana Rasulullah pernah melakukannya merupakan kenikmatan tersendiri. Setelah gagal masuk mushalla Rasulullah, saya teringat dengan anjuran Imam Malik, agar di Makkah dan Madinah melepas alas kaki agar jejak kita bersentuhan dengan jejak Rasulullah. Saya melepas sepatu saya, sejenak karena terlalu panas cuaca hingga batu-batu yang berjajar rapi mengitari sumur juga sangat panas untuk kaki saya.

Sayang tidak banyak orang tahu dengan sumur Ghars ini, hingga tidak menjadi tujuan utama jamaah haji Indonesia. Pak Syairin yang memandu saya ke Sumur Ghars ini bercerita bahwa suur ini dibuka di jam pulang sekolah antara jam 14.00 waktu Saudi. Untuk memberi kesempatan anak-anak yang pulang sekolah meminum air yang didoakan keberkahannya oleh Rasulullah ini. Pak Syairin yang asli Makasar ini kemudian berseloroh: “anak-anak sekitar sumur Ghars ini cerdas-cerdas karena tiap hari minum air dari sumur ini. Mereka lebih suka minum air Ghars dibanding zam-zam. 

Pantaslah bila ada yang lebih menyukai air sumur Ghars, karena Rasulullah Saw pernah duduk di sisi sumur Ghars, kemudian beliau bersabda: “Semalam aku bermimpi seakan-akan aku duduk di sisi mata air yang menjadi mata air surga.” Sisi mata air yang dimaksud Rasulullah ini adalah Bi’rul Ghars ini. Moga Allah mentaqdirkan pembaca berkunjung ke Bi’rul Ghars dan meneguk kesegaran air yang didoakan berkah oleh Rasulullah. Wallahu a’lam

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bi'rul Ghars

Trending Now