Batik Story Dunia di Pasuruan, Malaysia Korea Indonesia

Admin JSN
28 Juli 2024 | 21.38 WIB Last Updated 2024-07-28T14:38:58Z

Potret kain batik yang menggunakan pewarna alam

PASURUAN|JATIMSATUNEWS.COM - Batik Story merupakan hasil kolaborasi antara tiga negara, yaitu Malaysia, Korea, dan Indonesia dalam memproduksi kain batik yang pewarnanya berasal dari alam. Bu Ifa penggiat batik dari Kertosaru, Purwosari, menjelaskan bahwa meski 90% produknya menggunakan pewarna alam, ada 10% yang disesuaikan dengan permintaan pasar.

Bu Ifa menyoroti bahwa batik bukan sekadar gambar, tetapi memiliki kisah dan makna, Misalnya, motif sayap Burung Garuda pada batik yang ditunjukkannya yang sebenarnya Burung Rajawali yang melambangkan kekuatan dan ketangguhan, "Batik ini dibuat selama dua bulan lebih. Batik itu memiliki garis-garis yang membosankan, jadi dalam membuatnya pun penuh dengan tantangan," ungkap Bu Ifah, la kemudian menambahkan, pewarna alam tidak hanya untuk batik, tetapi juga untuk kain biasa seperti scarf, seperti yang dilakukan di Korea. Menurut Bu Ifah, setiap pembatik menceritakan kisah mereka sendiri dalam menggoreskan canting di kain hingga menjadi batik, hal itu menjadi salah satu daya tarik dari Batik Story.

Batik limited edition dengan motif sayap Burung Garuda

Bu Ifa, yang pernah mengajar di UCSF (University College Sabah Foundation) selama 8 tahun, menggunakan pengalamannya untuk memasarkan batik di Malaysia dan memperkenalkan batik lebih dalam peragaan busana. Produk Batik Story tidak hanya berupa kain, tetapi juga berbagai produk lain dengan kualitas yang terus ditingkatkan.

Prestasi Batik Story telah diakui di berbagai negara, salah satunya dari Universitas Malaysia Sabah. Kemudian, Batik Story juga menerima penghargaan desain produk yang hanya diberikan empat tahun sekali kepada karya-karya yang desainnya menarik dan mendunia.

Berbagai penghargaan yang diberikan kepada Batik Story

Miss Bibi dari Sabah, Malaysia menyatakan bahwa Batik Story telah berkolaborasi sejak tahun 2015 di Kota Kinabalu, Malaysia, Pada tahun 2016, Batik Story memulai di Sukerjo, Pasuruan selama tiga tahun, kemudian di Cirebon, jawa Barat selama lima tahun. Kemudian, kolaborasi dengan Korea membawa sentuhan kontemporer pada batik, vang di Korea dianggap sangat mengagumkan.

Batik salah satu kebanggaan bangsa yang telah diakui dunia, hal itu membuat Korea ingin ikut berperan untuk melestarikan batik. Peran mereka berupa membantu berupa ilmu, peralatan membatik, dan sebagainya, Bahkan, pesanan batik dari Korea sudah mulai dikirim sejak tahun lalu dan itu bukan untuk diperdagangkan, Batik Story telah bekerja sama dengan Universitas Hongik para mahasiswa dari universitas tersebut akan mendesain batik sendiri, kemudian dalam perwujudan kain akan dibantu oleh pihak Indonesia. Kain batik yang sudah jadi tersebut akan digunakan atau ditunjukkan dalam fashion week (peragaan busana).

Hyunmin dari Korea mengungkapkan kekagumannva pada batik sebagai seni yang luar biasa. "I think, first time in here, batik is amazing. Very good on art." (Saya pikir, pertama kali disini, batik sangat luar biasa. Sebuah art atau seni yang bagus sekali), ungkapnya. Hyunmin juga mengaku bahwa dirinya sudah pernah belajar untuk membatik.

Selain Hyunmin, ada juga Nathalie dari Korea, seorang kurator museum, terkesan dengan semangat kebersamaan di Batik Story, la bekerja sama dengan Bu Ifa dan Universitas Hongik dalam proyek- proyek seni batik. "I'm very impressive. So many people to work together and like family, I'm working together with Bu Ifah and I'm also working together with Hongik University. I'm a curator to a museum, we have a project. So, I delight to see the working place and have meeting with Bu Ifah." (Saya sangat terkesan, banyak sekali orang yang bekerja sama dan seperti keluarga. Sava sedang bekerja sama dengan Bu ifah dan Univeritas Hongik. Saya seorang kurator museum, kita memiliki projek. Jadi, saya senang untuk melihat tempat produksi Batik Stori dan bertemu dengan Bu Ifah,) ungkap Nathalie.

Bu Henik dari Jagadjowo  Blitar mengungkapkan ketertarikannya pada batik hingga rela datang ke Pasuruan untuk mengunjungi Batik Story. "Belajar tentang warna alam yang luar biasa supaya untuk meningkatkan kualitas batik di Jagadjowo Blitar," ungkapnya, Bu Henik mengungkapkan akan menambahkan stok baru untuk warna alam.

Rombongan Jagadjowo dari Blitar

Kemudian, perwakilan Kadin Pasuruan mengungkapkan dukungannya terhadap Batik Story. "Kita sangat menerima, komunitas pewarna alam ini, hal ini berarti akan menjadi produk ramah lingkungan "Go Green", yang lagi digembar-gemborkan baik di Indonesia maupun dunia. Jadi, Kadin. Kabupaten Pasuruan sangat menerima komunitas pewarna alam ini," ujarnya.

Bu Ifah kemudian menyampaikan ucapan khusus kepada Kadin Pasuruan, "Pak Kadin, saya berterima kasih sudah mengirimkan perwakilannya dan saya sangat ter-support, kami berharap Pak Kadin juga ikut datang karena kami ingin menunjukkan bahwa kami di Kabupaten Pasuruan memiiki kemampuan untuk bersaing di kancah dunia," ungkapnya.

Selanjutnya. Bu Ifah menunjukkan desain batik cap yang akan diajarkan kepada 100 orang di Library Bung Karno.

Acara Batik Story hari itu turut dihadiri oleh Kades dan Bu Kades yang menambah semarak dan kebanggaan terhadap produk lokal yang mendunia.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Batik Story Dunia di Pasuruan, Malaysia Korea Indonesia

Trending Now