Mahasiswa Universitas Brawijaya dan UIN Sunan Ampel Surabaya berkolaborasi menanam mangrove di Desa Patuguran, sebagai langkah konkret mendukung aksi global melawan perubahan iklim
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM - Seiring berkembangnya zaman secara tidak sadar kehidupan semakin tak dapat dipisahkan dari teknologi. Masifnya tingkat produksi oleh pabrik-pabrik dan semakin banyaknya pengguna kendaraan menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar yang kerap kali semakin memperkeruh kondisi dan keadaan lingkungan. Pasalnya, kendaraan atau transportasi dapat menghasilkan asap mengandung zat karbon dioksida yang dihasilkan dari sisa pembakaran bahan bakar yang dikeluarkan.
Menanggapi hal ini, banyak dari aktivis lingkungan yang menyuarakan akan pentingnya menjaga lingkungan. Upaya yang dilakukan beragam, dari mulai penggunaan barang yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor hingga penanaman pohon serta pelestarian hutan.
Salah satu upaya untuk menangani krisis iklim adalah dengan cara penanaman pohon. Upaya inilah yang coba diaplikasikan oleh mahasiswa KKN Universitas Brawijaya pada program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di Desa Patuguran, Kabupaten Pasuruan. Pada program penanaman mangrove tersebut bertujuan untuk merevitalisasi kawasan hutan mangrove Desa Patuguran serta berupaya untuk menaruh kontribusi kepada penanganan krisis global yang dicanangkan pada poin Sustainable Development Goals (SDGs).
Rafi Bintang Saputra selaku Koordinator Desa program Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya dalam sebuah wawancara luring mengatakan, tim nya mengambil program penanaman mangrove ini karena sadar akan kondisi iklim yang semakin krisis sehingga dibutuhkan langkah konkrit untuk mengatasi permasalahan krisis iklim tersebut.
“Dengan
mengambil langkah kami berharap dapat mewujudkan lingkungan yang bebas polusi
serta turut mengambil peran dalam menyukseskan program SDGs yang dibentuk oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)”.
Rafi menjelaskan bibit mangrove yang ditanam ia dapatkan dari Cabang Dinas Kehutanan Lumajang yang berlokasi di Kota Pasuruan. Pihaknya mengajukan permohonan bibit bersamaan dengan program penanaman mangrove yang diajukan pula oleh mahasiswa KKN UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sebelumnya, ia mengajukan 500 bibit mangrove akan tetapi karena dalam satu waktu terdapat kesamaan program yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UIN Sunan Ampel Surabaya, akhirnya dari dinas terkait mencanangkan slogan kolaborasi dengan membagi dua bibit yang tersedia di kantor Cabang Dinas Kehutanan Lumajang.
Berbeda dengan program MMD UB, KKN UIN Sunan Ampel
dilakukan di Desa Jarangan tepat berdekatan dengan Desa Patuguran tempat MMD UB
dilakukan. Oleh karenanya bibit tersebut disebar ke dua wilayah yakni Jarangan
dan Patuguran
“Dengan memberikan bantuan bibit
mangrove ini, harapannya dapat dipergunakan dengan semaksimal mungkin, sebab
menanam mangrove tidak mudah, butuh biaya yang besar, resiko
ketidakberhasilannya pun bisa dibilang besar pula” ucap pak Gunawan selaku
perwakilan Dinas Cabang Kehutanan Lumajang. Kolaborasi yang dilakukan oleh
kedua pihak dapat menjadi upaya konkrit dalam mengatasi persoalan krisis iklim.
Penulis: Muhammad Yasir Mumtaz