Warga Dusun Sukoharjo berpartisipasi dalam Karnaval Budaya pada Festival Grebeg Suro, memperlihatkan kekayaan budaya dan kesenian Indonesia yang beragam.
JOMBANG | JATIMSATUNEWS.COM - Festival Grebeg Suro menjadi tradisi tahunan yang dirayakan dengan penuh semangat oleh warga dari berbagai daerah. Pada hari Minggu, 28 Juli 2024, Dusun Sukoharjo, Desa Penggaron, Kabupaten Jombang menjadi pusat perayaan Grebeg Suro. Festival ini dimeriahkan oleh berbagai penampilan kebudayaan dan kesenian dari berbagai daerah di Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari perwakilan Polsek, Babinsa, jajaran perangkat desa, hingga ratusan warga yang ikut menyukseskan tradisi Grebeg Suro. Persiapan acara ini telah dilakukan jauh-jauh hari oleh panitia, seluruh penduduk desa, serta mahasiswa KKN Kelompok 3 UPN Veteran Jatim yang turut serta dalam kepanitiaan.
Salah satu momen yang paling dinantikan oleh masyarakat adalah Karnaval Budaya yang menampilkan parade dan atraksi memukau. Peserta karnaval, mulai dari anak-anak hingga orang tua, mengenakan kostum-kostum berwarna-warni yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, diiringi dengan tarian serta musik tradisional.
Kepala Desa Penggaron, Riko Ret Hendrik, juga turut terlibat dan membuka secara resmi acara Festival Grebeg Suro ini. Acara dimulai pukul 13.30 WIB hingga 15.30 WIB dengan diikuti oleh penduduk dari enam RT yang ada di Dusun Sukoharjo. Dalam sambutannya, Riko menekankan bahwa tradisi ini merupakan acara masyarakat yang harus dinikmati bersama dan diupayakan untuk terus dilestarikan.
"Tujuan kegiatan ini adalah untuk merayakan hasil bumi, mempererat silaturahmi, menjaga kerukunan dan kekompakan, serta menggali kembali cikal bakal adat yang ada di dusun. Yang paling utama adalah berdoa bersama untuk mengenang dan mendoakan para leluhur yang telah almarhum, atas jasa-jasa mereka dalam memperjuangkan dusun dan desa," ujar Riko.
Di era modern ini, diharapkan tradisi Grebeg Suro tetap menjadi identitas dan kebanggaan Dusun Sukoharjo. Festival Grebeg Suro mengajarkan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, tolong-menolong, dan rasa syukur. Semoga tradisi ini dapat terus berkembang dan dilestarikan oleh generasi mendatang.
Penulis: Syafa Malika Kamilan