Program ini dipimpin oleh Dr. Heny Kusdiyanti, S.Pd., M.M., bersama dengan anggota tim Dr. Rully Aprilia Zandra, S.Pd., M.Pd., M.Sn., Putra Hilmi Prayitno, M.Pd., Dinar Arsy Anggarani, Robby Wijaya, Nur Indah Agustina, Umniyah Juman Rosyidah, Alfan Bramantrya dan Indra Febrianto. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sumberbrantas melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan teknologi sederhana.
Dr. Heny Kusdiyanti menjelaskan, harapan lain selain memperpanjang umur bunga potong namun juga memberi jilai tambah ekonomi bagi petani sekitar untu mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kami berharap inovasi ini tidak hanya memperpanjang umur bunga potong, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi para petani bunga di Desa Sumberbrantas. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mewujudkan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi pemborosan sumber daya" tutur Heni
Program pengabdian masyarakat ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Desa Sumberbrantas, terutama dari Ketua PKK Desa Sumberbrantas, Lusi. Beliau menyatakan, telah memperoleh pengetahuan baru dan meningkatkan pendapatan keluarga desa Sumberbrantas
"Kami sangat bersyukur dengan adanya program ini. Selain memberikan pengetahuan baru, program ini juga membuka peluang bagi kami untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga di desa ini" tegas Lusi.
Selama pelaksanaan program, tim akademisi memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat desa tentang cara membuat dan menggunakan rendaman campuran air kelapa dan citric acid. Proses ini melibatkan berbagai kegiatan praktis yang diikuti dengan antusias oleh para petani bunga.
Penggunaan air kelapa dan citric acid sebagai bahan perendam dipilih karena kandungan nutrisinya yang mampu memperpanjang kesegaran bunga potong. Selain itu, bahan-bahan ini mudah didapatkan dan relatif murah, sehingga cocok untuk diterapkan di tingkat desa.
Tim pelaksana juga melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas metode ini. Hasil awal menunjukkan bahwa bunga potong yang direndam dalam campuran air kelapa dan citric acid memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan dengan metode konvensional.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk menerapkan inovasi serupa. Dr. Rully Aprilia Zandra menambahkan.
"Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat Sumberbrantas terhadap program ini. Kami berharap metode ini dapat diterapkan secara luas dan memberikan manfaat yang besar bagi ekonomi lokal" ungkap Rully.
Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Sumberbrantas, tetapi juga untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah bunga yang tidak terpakai. Dengan memperpanjang umur simpan bunga, diharapkan jumlah limbah dapat berkurang secara signifikan.
Melalui program pengabdian masyarakat ini, tim akademisi menunjukkan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. Kolaborasi antara akademisi dan masyarakat diharapkan dapat menjadi model bagi program-program serupa di masa depan.
Dengan adanya program ini, Desa Sumberbrantas kini memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan potensi lokalnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Semoga program inovatif ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi desa dan masyarakat sekitar.