Pemkot Surabaya Tekan Inflasi dengan Gerakan Pangan Murah Tiap Bulan

Admin JSN
28 Juni 2024 | 13.49 WIB Last Updated 2024-06-28T06:49:03Z

 

Pemkot Surabaya kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Halaman Kantor Kelurahan Dukuh Menanggal pada 27 Juni 2024

SURABAYA, JATIMSATUNEWS.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya menekan laju inflasi di Kota Pahlawan melalui program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang rutin digulirkan setiap bulan. Pada akhir bulan ini, GPM digelar di Halaman Kantor Kelurahan Dukuh Menanggal, Kamis (27/6/2024).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pengawasan, terdapat gejolak kenaikan harga terhadap bawang merah dan cabai merah. Oleh karena itu, GPM kembali digulirkan di kawasan Surabaya Selatan, dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan harga lebih murah.

"Kami upayakan menyediakan cabai merah dan bawang merah. Mudah-mudahan itu bisa menstabilkan harga pangan, menekan inflasi, dan memberikan kepercayaan masyarakat sehingga mereka mendapatkan produk yang lebih murah di sini," papar Antiek.

Dalam program GPM ini, bahan pangan yang tersedia sama dengan sebelumnya. Bahkan, DKPP Surabaya turut menggandeng sejumlah UMKM di kawasan Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.

"Kami juga mendorong UMKM di setiap wilayah untuk ikut serta. Seperti UMKM dari kelurahan dan kecamatan di sini, kami berikan kesempatan untuk bisa tampil," terangnya.

Sejumlah bahan pangan yang tersedia pada program GPM kali ini, di antaranya beras medium 2 ton (5kg per kemasan) dengan harga Rp56.000, beras premium 200kg (5kg per kemasan) dengan harga Rp69.500, gula pasir 200kg (1kg per kemasan) dengan harga Rp17.000, minyak goreng 120L (1L per kemasan) dengan harga Rp16.000, dan Minyakita 1.200L (1L per kemasan) dengan harga Rp13.000.

Selain itu, tersedia juga cabai merah besar 75 pack (250 gram per kemasan), cabai rawit merah 75 pack (250 gram per kemasan), bawang merah 75 pack (250 gram per kemasan), serta bawang putih 75 pack (250 gram per kemasan). “Ada pula daging sapi dan daging ayam, dengan beberapa produk olahannya,” jelas Antiek.

Antiek menuturkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program GPM, pihaknya rutin melihat antusiasme masyarakat di setiap lokasi. Sebab, hal itu berpengaruh pada kebutuhan masyarakat.

“Kami mencoba melihat masing-masing daerah yang diminati produknya apa. Itu kami coba petakan karena peminat masing-masing produk bahan pangan berbeda-beda,” ungkapnya.

Untuk pemilihan lokasi program GPM, DKPP Surabaya telah berkoordinasi dengan kecamatan. Mulai dari tempat pelaksanaan hingga produk bahan pangan yang dibutuhkan warga, karena program GPM rutin digulirkan setiap bulan.

“Kami memutar per wilayah kecamatan, bulan depan kami akan kembali koordinasi dengan kecamatan. Kira-kira di kelurahan mana dan segmentasi warganya seperti apa, sehingga kami bisa menghitung kebutuhan untuk disediakan,” ujarnya.

Sementara itu, Titik, warga di kawasan Jalan Dukuh Menanggal Surabaya, ikut memanfaatkan program GPM untuk melengkapi kebutuhan dapurnya. Ia pun membeli sejumlah bahan pangan, seperti beras, telur, daging ayam, bawang merah, bawang putih, dan cabai.

Pewarta: Yous

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pemkot Surabaya Tekan Inflasi dengan Gerakan Pangan Murah Tiap Bulan

Trending Now