Meriah! Haflah Akhirussanah PPAI Al-Aziz Dampit, Hadirkan Majelis Ar-Ridwan Malang dan Dimeriahkan BP Audio

Eko Rudianto
03 Juni 2024 | 21.45 WIB Last Updated 2024-08-26T12:51:55Z


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pondok Pesantren Agama Islam (PPAI Al-Aziz) menggelar puncak acara Haflah Akhirussanah (Wisuda) Santriwan/ Santriwati bersama Majelis Ta'lim Wal Maulid Ar-Ridwan Malang pada Senin (3/6/2024). 

Kegiatan sholawat bersama Majelis Ar-Ridwan merupakan puncak Haflah yang sebelumnya terdapat beberapa kegiatan diantaranya Ngetrail Bareng, Haflah, dan Wisuda. Dihadiri oleh Khodimul Ar-Ridwan Al Habib Jamal bin Toha Baagil dan Al Habib Qodir bin Ahmad Mauladdawillah kegiatan semakin meriah pasalnya dihadiri oleh Seluruh Jamaah Ar-Ridwan Malang Raya, seluruh santri, wali santri, warga sekitar serta tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar. 

Habib Jamal dalam sambutan pembukanya merasa kaget dengan kondisi jamaah yang sangat ramai padahal diselenggarakan dilokasi yang jauh dari perkotaan, selanjutnya Habib Jamal mendoakan agar perjuangan jamaah ini tidak akan sia-sia. 

"Saya di patwal dari Kota Malang sampai disini masih 1 jam, saya kaget Masyaalah, sampek sini jamaah Ar-Ridwan Malang sudah ngumpul disini. Saya jamin pengorbanan panjenengan semua jauh-jauh kesini menuntut ilmu tidak akan sia-sia ila yaumil qiyamah"  Ujar Habib Jamal.

Gus Mustaghist, dalam sambutannya yang menwakili keluarga besar PPAI Al-Aziz menyampaikan terimakasih atas semua yang telah bekerjasama mensukseskan acara Haflah, baik panitia, para dermawan/ dinatur, wali santri, serta warga sekitar.

"Pertama saya mohon do'a untuk Ibu Nyai Siti Aisyah, Ibu Nyai Luluk Anis Shofiyah serta pengasuh Ponpes Al-Aziz KH. Muhammad Said Abdullah agar diberikan kesehatan. Kedua saya mengucapkan terimakasih kepada panitia, walisantri, dermawan, serta warga. Khususnya Sound BP Audio" tutur Gus Mustaghits. 

Selanjutnya, Gus Mustaghits menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan baik penyambutan baik yang disengaja maupun tidak, khususnya kepada warga sekitar.

"Mohon maaf kepada warga rumahnya ketumpangan parkir untuk tamu majelis Ar-Ridwan" lanjut Gus Mustaghits. 

Setelah sambutan, dilanjutkan Majelis Ta'lim, Majelis Ilmu oleh


Al Ustadz Syarif Hal Khasni

1. Semua yang membuat komunitas tidak akan ketemu di akhirat, kelak komunitas seperti ar-ridwan/ majelis ilmu dan pada saat hari kiamat disaat seorang lain kebingungan kita akan diberikan fasilitas bagaikan para wisudawan yang sedang menantikan piagam penghargaan


Al Habib Ahmad Jamal bin Toha Baagil

1. Para santri dituntut untuk menggapai ridho gurunya 

2. Ilmu itu kokohnya dengan ngaji/ belajar

3. Ibnu Wardhi : tuntulah ilmu janganlah malas, alangkahnya jauhnya ilmu dari orang-orang yang malas

4. Barokah itu ngaji seperti 50 serasa ngaji 500 (artinya sedikit namun seperti ngaji lama yang banyak ilmu)

5. Taat, nurut dan legowo terhadap guru

6. Jangan suka mengkritik guru, suudzon kepada guru

7. Di Baghdad ada ulama' shufi berbicara kepda santrinya "dimana tuhan kalian", padahal menurut ilmu tasawuf itu sudah salah, namun tuhan tidak boleh disifati. Lalu ulama' tersebut menyampaikan tuhan ada ditelapak kakinya. Lalu seluruh santrinya suudzan, jamaahnya semua meninggalkannya. Sampai ulama' tersebut meninggal lalu ada ulama besar tanya ke daerah tersebut dan menyakan ulama' yang ditinggal itu. Oleh ulama' itu diterangkan, Tuhan berada ditelapak kakinya, ulama' tersebut menyuruh untuk mencangkul bekas peristiwa itu (tempat menanyakan tuhan dimana dan dijawab berada dibawah telapak kaki gurunya itu), ternyata ketika dicangkul adalah harta karun/ emas. Akhirnya yang dimaksud adalah tuhan manusia ini adalah harta karun, akhirnya semua orang dikampung itu sadar dan menyesal. Akibat peristiwa itu akhirnya satu kampung haram barokah dari ulama'. 

8. Dan diantara menghargai ilmu adalah menghargai anak-anaknya atau keluarganya. 

9. Imam Hasan Al Basri merupakan penguasa/ pemimpin lokal sini dengan ilmulah beliau ditakuti secara tawadhu oleh pengikut/ warganya

10. Dan diantaranya ilmu tidak dihargai oleh pejabat karena ulama/ Orang dahulu banyak mengarang kitab namun sekarang ulama banyak mengarang kitab. Hal itulah yang menyebabkan ulama diremehkan, karena pejabat tidak lagi tertarik dan butuh ilmu kita.

11. Ada seorang murid selama 30 tahun memasakkan gurunya namun sebutir nasi pun tak pernah merasakan, lantas ketika santri itu keluar menjadi ulama besar dan sukses.

12. Habib jamal melarang bila ada yang mencaci-maki beliau, jika ingij membela harus dengan jawaban ilmiah bukan dengan caci-maki atau kata-kata yang kasar. 

13. Akhlakmu akan terlihat ketika sikapmu dalam membela gurumu yang telah dicaci-maki, apakah membalas dengan caci maki atau memilih dengan yang ma'ruf (Habib Umar bin Hafidz)

14. Kelebihan Ali bin Abi Thalib bagaikan gunung saat dicaci-maki, tak pernah berubah/ membalas kecejelekan sedikitpun saat dicaci maki orang. 

15. Ar-Ridwan tak pernah menjadi tim sukses politisi, namun bukan berarti ar-ridwan benci pemerintah

16. Kalau ada pejabat ke ar-ridwan bukan berarti ar-ridwan kampanye, namun pejabat adalah ladang dakwah.

17. Diantara mengkritik pemerintah dengan caci-maki adalah bukan jalan dan identitas ar-ridwan, karena mereka adalah umat nabi Muhammad yang harus diselamatkan. 


Pada akhir majelis diumumkan pula jadwal majelis Ar-Ridwan Malang diantaranya pertemuan yang akan datang dilaksanakan di Unisma Malang, minggu selanjutnya libur karena Idul Adha, lalu pada minggu selanjutnya Ar-Ridwan Malang Libur, sebab Majelis Ar-Ridwan dilaksanakan di Hongkong, lalu pada 1 Juli 2024 dilaksakan di SD Islam Al Falah Tlekung Batu. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Meriah! Haflah Akhirussanah PPAI Al-Aziz Dampit, Hadirkan Majelis Ar-Ridwan Malang dan Dimeriahkan BP Audio

Trending Now