Mengunjungi Syuhada Badar, Menumbuhkan Keyakinan Kuasa Allah

Admin JSN
29 Juni 2024 | 17.02 WIB Last Updated 2024-06-29T10:02:28Z

Perjalanan ke Madinah memperkuat iman dan mengingatkan kita akan keajaiban dan perlindungan Allah dalam Perang Badar

MADINAH | JATIMSATUNEWS. COM – Pada Senin, 24 Juni 2024, saya resmi dipindahkan ke Daerah Kerja Madinah. Saya dijemput oleh Kepala Bidang Bina PIHK, Pak Suviyanto, bersama Kyai Agus Maarif, Imam Besar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang juga ditugaskan di bimbingan ibadah di sektor Daerah Kerja Makkah dan kini dipindahkan ke bimbingan ibadah di Daerah Kerja Madinah.

Dalam perjalanan ke Madinah, kami diberi kesempatan untuk mampir di daerah Badar. Di sana, kami berdoa di makam 14 orang syuhada Badar dan melihat Jabal Malaikat. Tempat ini kabarnya merupakan lokasi di mana malaikat turun melalui gunung tersebut untuk membantu kaum muslimin dalam Perang Badar.

Memandangi makam para syuhada dan Gunung Malaikat, pikiran saya melayang mengingat penjelasan Habib Husein Ibn Alwy Ibn Agil tentang Perang Badar dalam Surat Al-Anfal ayat 26. 

Dalam surat itu, Allah mengingatkan umat Islam saat mereka lemah dan tertekan, bagaimana Allah memberikan pertolongan. Penculikan dan tekanan yang dilakukan oleh kafir Quraisy mengulangi praktik jahiliyah. Allah kemudian menjadikan Kota Madinah sebagai tempat pengungsian dari musuh melalui penegasan pada kalimat "fa awaakum".

Perang Badar membuktikan perlindungan Allah atas Kota Madinah. Allah menegaskan "wa ayyadakum binashrihi" bahwa Allah menguatkan orang mukmin dengan menolong mereka pada Perang Badar. 

Dari Jabal Malaikat, Allah mengirim malaikat untuk melawan kafir Quraisy dengan 1.000 bala tentaranya. Kekuatan ini memberikan ketenangan luar biasa kepada bala tentara muslim. Bayangkan, dari 313 orang, hanya 14 yang meninggal dunia melawan 1.000 orang. 

Habib Husein menjelaskan ketenangan luar biasa yang dirasakan oleh bala tentara muslim hingga mereka bisa tertidur saat berperang, bahkan pedang mereka terjatuh. Satu hal yang luar biasa terjadi adalah bagaimana ketidakseimbangan jumlah personel tidak membuat pasukan yang dipimpin Rasulullah panik, bahkan malam sebelum berperang mereka tidur sangat nyenyak hingga mayoritas dari pasukan 'mimpi basah'.

Perjalanan ke tanah Badar yang lingkungannya sangat tenang ini menguatkan keimanan dan membuat kita bisa membayangkan betapa berat perjalanan Rasulullah dari Madinah ke Badar. 

Berdasarkan penjelasan Pak Suvi yang mengantar kami, jarak antara Madinah dan Badar lebih dari 120 km. Semua itu ditempuh dengan melewati gunung-gunung batu dan daerah yang sangat sulit mendapatkan air. Dari sisi kekuatan, tentara Muslim hanya memiliki 313 orang, 8 pedang, 6 baju besi, 70 unta, dan 2 kuda, sedangkan Quraisy memiliki lebih dari 1.000 orang, 600 orang bersenjata lengkap, 700 unta, dan 300 kuda.

Selain bantuan malaikat dari Jabal Malaikat, berdasarkan usulan Khubaib, pasukan Nabi menjauhkan pasukan Quraisy dari sumber air. Rasulullah dan pasukannya menguasai satu-satunya sumber air. 

Dari Kota Badar ini, kita dapat belajar bagaimana Rasulullah mempersiapkan diri secara zahir, menjalankan ikhtiar, dan Allah menyiapkan skenario takdir untuk memberi kemenangan bagi umat Islam. Kita sering mengingkari sendiri keyakinan bahwa Allah Maha Menentukan segalanya. Kebiasaan tergantung pada hukum kausalitas membuat kita mulai tidak percaya terhadap kuasa Allah. Semua seolah bergantung dan sesuai dengan sebab akibat: "Kalau aku tidak begini, tidak mungkin begitu."

Kota Badar mengajarkan bahwa butiran pasir dari Jabal Malaikat yang diambil Rasulullah dan dilemparkan ke 1.000 kaum Quraisy dari jarak yang cukup jauh dapat mengenai semua mata 1.000 pasukan Quraisy. Kota Badar juga mengajarkan kesetiaan pada kebenaran di tengah kelompok munafiqin yang menyebarkan hoaks dan kebencian untuk mundur dari Perang Badar karena jumlah pasukan yang sangat sedikit dibandingkan musuh.

Gunung Malaikat, Kota Badar, dan Pemakaman Syuhada Badar adalah saksi sejarah perjuangan Rasulullah dalam menjaga agama. Mereka membawa keyakinan tanpa menambatkan hati pada usaha dan kenyataan kasat mata. Allah senantiasa menolong mereka yang selalu menjalankan ketaatan kepada-Nya. Kota Badar yang damai menumbuhkan rasa percaya dan takjub pada keajaiban Allah yang diberikan kepada pasukan Rasulullah. Wallahu a'lam.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengunjungi Syuhada Badar, Menumbuhkan Keyakinan Kuasa Allah

Trending Now