Pergelaran "Wayang Gagrak Porongan 2024" menandai bangkitnya keseniaan tradisional di Sidoarjo
SIDOARJO| JATIMSATUNEWS.COM - Dalam rangka melestarikan seni budaya, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyelenggarakan pergelaran wayang kulit bertajuk “Wayang Gagrak Porongan 2024.” Pagelaran rencananya di 12 titik dengan 12 dalang asli Sidoarjo. Jumat (7/6) malam, kegiatan tersebut diawali di Balai Desa Watu Golong, Kec. Krian.
Pembukaan “Wayang Gagrak Porongan 2024” dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sidoarjo, Tirto Adi, didampingi Kabid Kebudayaan Disdikbud Sidoarjo, Sukartini, Kadis Perpustakan dan Arsip Sidoarjo, Ridho Prasesto, Camat Krian Ahmad Fauzi, Lurah Watu Golong Slamet Handoyo dan Forkopimda Kec. Krian.
Pergelaran wayang dengan dalang Ki Slamet Darmawan ini mengangkat lakon Sang Gunawan (Brubuh Alengka).
Pergelaran “Wayang Gagrak Porongan 2024” dimulai dengan pemukulan gong dan pemecahan kendi oleh Tirto Adi, kemudian dilanjutkan penyerahan gunungan dari Tirto Adi kepada Ki Slamet Darmawan dan udik-udikan atau penyebaran uang receh kepada anak di pintu masuk Balai Desa Watugolong.
Ki Surono Tawar, Koordinator “Wayang Gagrak Porongan 2024”, mengatakan pergelaran ini bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kesenian wayang kulit dan menumbuhkan apresiasi seni masyarakat Sidoarjo pada kesenian lokal Sidoarjo.
Diadakannya pergelaran “Wayang Gagrak Porongan 2024” ini juga menandai bangkitnya gairah kesenian tradisional di Sidoarjo yang sempat padam karena pandemi Covid-19.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah untuk memperkenalkan wayang gagrak Porongan sebagai kesenian tradisonal asli Sidoarjo. Selain itu pergelaran wayang mengandung banyak nilai-nilai luhur yang dapat kita pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ki Surono Tawar. “Kami berharap tahun depan acara ini bisa digelar kembali,” kata seniman serba bisa ini.
Lakon Sang Gunawan menceritakan tokoh bernama Gunawan Kunta Wibisana, adik Rahwana. Ketika Hanoman diutus Rama sampai membakar kota raja di Alengka, Gunawan bersikukuh mengingatkan Rahwana agar mengembalikan Dewi Shinta yang dicuri Rahwana.
Rahwana bukannya mengembalikan tapi malah marah besar. Rahwana menusuk mata Gunawan hingga buta lalu dibuang, Akhirnya Gunawan ditolong Hanoman, disembuhkan oleh Sri Rama. Setelah itu Gunawan berjanji akan membela Sri Rama dan Gunawan-lah sosok kunci sebagai nujum untuk menghancurkan kesombongan, ketamakan dan keserakahan Rahwana.(pit)