Kegiatan Bina Desa Mahasiswa UPN “Veteran’ Jawa Timur Ikut Serta Meramaikan Kesenian Bantengan Di Desa Pandanrejo Sebagai Kelestarian Budaya Lokal Kota Batu

Admin JSN
07 Mei 2024 | 16.39 WIB Last Updated 2024-05-07T22:11:23Z


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Mahasiswa Univesitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur menyaksikan secara langsung upaya masyarakat lokal Desa Pandanrejo untuk melestarikan kesenian budaya bantengan agar tidak punah dengan cara mengikutsertakan anak-anak muda agar dapat mengenal budaya lokal khas Kota Batu tersebut. Dengan ini para mahasiswa secara tidak langsung memberikan dukungan dngan cara ikut serta meramaikan keberlangsungan acara yang diadakan oleh warga desa setempat.
Kota batu dikenal dengan Kota Agrowisata yang menjualkan pemandangan alamnya yang indah sebagai daya tarik wisatanya. Namun, ternyata tidak hanya itu saja Kota Agrowisata ini juga memiliki seni pertunjukkan khas yaitu “bantengan”. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, kesenian tradisional bantengan adalah seni pertunjukan budaya dari Jawa Timur, yang menggabungkan unsur sendratari, kanuragan, musik, dan syair atau mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. 
Setiap penampilan seni bantengan tradisional sarat nilai, makna, dan peran. Sebuah pementasan memerlukan penyajian yang lengkap mencakup gerak banteng, busana, iringan musik, properti, tempat pementasan, pawang, tetua, pendekar, atau sesepuh yang masing-masing disebut dengan nama berbeda. Bantengan tradisional dimainkan dua orang. Kaki depan berfungsi sebagai pemegang kepala bantengan serta pengontrol tarian, sedangkan kaki belakang berfungsi sebagai ekor bantengan. Kostum banteng biasanya terdiri dari kain hitam, tanduk asli banteng, dan topeng berbentuk kepala banteng dari kayu. 
Banyak sekali komunitas yang terbagi di setiap daerahnya, salah satu komunitas yang dimiliki Desa Pandanrejo yaitu Telogo Towo Mustiko Jati Komunitas ini terbentuk pada tahun 2002 anggotanya sendiri dari warga lokal yang sukarela berkontribusi dalam komunitas ini. Yang dimana komunitas ini yang menjadi narasumber dalam pembawaan berita. Dalam melestarikan kebudayaan lokal masyarakat yang tergabung di komunitas mendirikan komunitas kecil untuk pemain bantengan yang masih dibawah umur dinamakan dengan Mustiko Junior guna agar kebudayaan tidak berhenti di masa sekarang ini namun mempunyai penerus muda yang siap menjadi pewaris budaya lokal, dan sekaligus memperkenalkan kesenian tari khas jawa asal Indonesia kepada generasi yang akan mendatang. 
Kesenian ini memiliki keistimewaan yang dimana hanya hari-hari tertentu saja bisa dilaksanakannya bantengan. “Dengan cara melakuan serangkaian kegiatan sebagai tanda meminta ijin akan dilaksanakannya acara bantengan, jika kegiatan meminta ijin pada awal acara berkendala maka resikonya besar dipercaya masyarakat setempat bedakrawa (bedakrawa adalah yang mendirikan desa/sesepuh) akan tidak mensetujui jalannya acara dan jika acara tetap diteruskan maka akan marah selama berlangsungnya acara. Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum acara dimulai seperti sesajen komplit, alat musik gamelan komplit, dan lain sebagainya. Jika terjadi hal-hal yang beraitan dengan spiritual maka cara menyembuhkannya tidak asal, sudah tersedianya seseorang diyakini dapat menyembuhkan dan memiliki tahapan khusus untuk cara penyembuhannya” Ujar Teddy, selaku pemain kesenian bantengan.

https://www.upnjatim.ac.id/
https://lppm.upnjatim.ac.id/
https://fisip.upnjatim.ac.id/
https://pariwisata.upnjatim.ac.id/

Penulis : 
Ayyasa Kurnia E.P
Hardian M. Akbar
Revani Fatma Vira Pratama
Rohaida Fadzila Fitriani
Princes Arsaredima Fahlevi
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kegiatan Bina Desa Mahasiswa UPN “Veteran’ Jawa Timur Ikut Serta Meramaikan Kesenian Bantengan Di Desa Pandanrejo Sebagai Kelestarian Budaya Lokal Kota Batu

Trending Now