NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM – Gus Bahru Zamzami barusaja menjadi narasumber dalam acara pengajian rutinan Jumat Pahing Muslimat NU Anak Cabang Widodaren Ngawi pada Minggu (12/05/2024), yang bertempat di lapangan dusun Jenak, desa Sidolaju, kecamatan Widodaren kabupaten Ngawi Jawa Timur.
"Ora Ono anak sukses tanpa wong tua seng loman!" jelas pemuka agama asal Nganjuk Jawa Timur tersebut. Dia menyebut kalau kesuksesan anak, tidak terlepas dari tirakatnya orang tua, termasuk di dalamnya adalah puasa dan sedekah di hari peringatan kelahiran buah hati.
Kemeriahan acara juga didukung oleh Hadrah Mufida dari desa Kedunggudel, yang turut dipuji oleh Gus Bahru, "Kok penakmen, Ki personile wes tuwa kabeh, yo? Ibu-ibu Muslimat, ketoke bojone Solikhin, Sulastri, ki?" kelakarnya.
Pada acara sambutan, diawali dengan prakata dari ketua panitia bernama Saminah, yang menyebutkan cita-citanya untuk bangsa Indonesia. "Semoga bangsa Indonesia kita bisa menjadi baldatun toyyibun wa robun ghofur!"
Sambutan kedua oleh Kades Sidolaju bernama Karmito, yang menyebutkan anggaran untuk pembangunan jembatan Kerjo.
"Alhamdulillah pembangunan jembatan Kerjo, Insyaallah akan menelan biaya sebesar 12Milyar dan akan selesai dalam kurun waktu 8 bulan. Jembatan sakmeniko dipun lewati Bengawan Solo," tutur Karmito.
Kemudian terdapat sambutan dari ketua Muslimat NU anak cabang Widodaren, Dina Anwary, menyebutkan rasa syukurnya karena pejabat kecamatan berkenan menghadiri acara pengajian umum tersebut.
"Alhamdulillah ini perdana njih pengajian rutinan Jumat Pahing Muslimat NU Anak Cabang Widodaren dipun rawuhi Bapak Camat," ucap Dina.
Masih bertema halal bihalal, membuat Gus Bahru Zamzami menyampaikan tentang filosofi dari ketupat, lontong, sayur santan, beserta kesuksesan NU dalam berdakwah dan mensyiarkan Islam.
"Lontong iku artine olone kudu kothong!" jelas Gus Bahru. Hal ini dimaksudkan agar segala kesalahan atau perbuatan tercela harus dicarikan maaf, kepada yang telah disakiti. Sehingga di bulan Syawal, setiap muslim seperti pribadi yang baru lagi atau terlahir suci kembali.
Tak hanya itu saja, dai muda yang memiliki bosnia usaha angkringan itu juga menyebutkan tentang asal muasal dari Lagu 'Ngalamate Anak Sholeh', yang diviralkan oleh Gus Iqdam.
Di mana pencipta syiir atau lirik lagu Ngalamate Anak Sholeh adalah KH Rois Yahya Dahlan, seorang ulama dari kabupaten Pati Jawa Tengah.
Lirik Ngalamate Anak Sholeh itu diambil dari sebuah kitab bernama 'Busrol Karim' yang dikarang oleh KH Rois Yahya Dahlan. Isinya berupa doa, di mana untuk menciptakan lirik tersebut, Kyai Rois harus melakoni tirakatan yang tidak mudah.
Selanjutnya dijelaskan mengenai pendekatan NU untuk dakwah, yang tidak hanya menggunakan metode ilmu fikih dan ilmu kitab saja, melainkan ilmu sosial dan kebudayaan. Sehingga mampu 'tersampaikan' tujuan dakwah kepada ummat.
"Amarga digawe syi'iran malih do apal kabeh!" jelasnya dengan menyebutkan lagu-lagu nasyid mengenai silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW, Rukun Islam, Ngalamate Anak Sholeh, dan lainnya.
Dengan demikian, semua yang dikemas dalam syi'iran atau tembang-tembang religi, memang merupakan bagian dari pendidikan kebudayaan berisikan konten-konten syiar. Wallahu alam bishowab.
Pewarta: Qony