BANYUWANGI | JATIMSATUNEWS.COM - Semua orang mempunyai mimpi yang sama yaitu bagaimana di masa depan semua mahasiswa kami dan Perguruan tinggi bisa merdeka untuk maju dan terus berkembang. Perjalanan mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar harus diwujudkan. Gerakan Hari ini, Dekan FKIP Universitas PGRI Banyuwangi bersama Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Ketua Program Studi PPKN dan Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan Omahseum menjalin MoU yang dilaksanakan di Museum Omahseum, kelurahan Banjarsari pada tanggal 20 Mei 2024.
"Terdapat banyak koleksi peninggalan masa Blambangan XIII -XIV berupa artefak. Ini tentunya sangat berharga buat masyarakat Banyuwangi dalam menjawab tentang keberadaan bahkan kebesaran kerajaan Blambangan menjadi lebih terang dan nyata," ungkap Hardjianto, Dekan FKIP UNIBA.
Dekan FKIP menambahkan bahwa melalui MoU tentunya kedepan saling berkolaborasi. Kedepan yang sudah bisa kita kerjasamakan mulai pelaksanaan tri darma perguruan tinggi yang tentunya saling bermanfaat.
Kedatangan Dekan beserta Ketua Program Studi disambut hangat oleh pemilik Omahseum. Banyak informasi yang didapatkan sebelum penandatangan MoU yaitu sejarah Blambangan.
Miskawi sangat memberikan apresiasi dengan munculnya Omahseum " ini luar biasa dan tidak bisa dimiliki oleh semua orang yang tidak memiliki jiwa dan kesadaran sejarah. Koleksi berumur ratusan hingga jutaan tahun lamanya bisa terawat dengan baik. Tidak hanya itu artefat sebanyak ini tentunya membutuhkan pengetahuan hingga anggaran yang tidak ternilai. Menjadikan kami lebih apresiasi kata-kata sederhana beliau dengan hadirnya Omahseum.
"Ini saya lakukan demi cinta kami pada sejarah
Banyuwangi dan edukasi masyarakat," kata Ka.Prodi Pendidikan Sejarah.
Kedepan setelah MoU langkah selanjutnya mahasiswa magang, pembelajaran diluar kelas, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh dosen bersama mahasiswa, begitu sebaliknya bapak Thomas Racharto dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kami bisa dikemas dalam kuliah umum atau praktisi mengajar.
"Selain itu, Beliau tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas tentang sejarah namun memiliki kemampuan dalam berbahasa asing mulai bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Belanda dan lainnya serta didukung banyak kompetensi sertifikasi," ungkapnya.
Buku edisi Kedua Balambangan Kuno abad XIII -XIV , prodi Pendidikan Sejarah Uniba akan memfasilitasi untuk dilaksanakan dikampus Kami. (Miska)