Dampak Digitalisasi Terhadap Pariwisata Keberlanjutan:Peluang dan Tantangan.
Oleh: Ariana Zakinah dan Garsione Agni Andrea
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Latar BelakangDigitalisasi telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan modern, tak terkecuali industripariwisata. Fenomena ini membawa dampak signifikan terhadap perkembangan pariwisata global,termasuk dalam upaya menuju pariwisata berkelanjutan.
Teknologi digital menawarkan peluanguntuk mengoptimalkan manajemen destinasi, meningkatkan pengalaman wisatawan, sertamempromosikan pariwisata keberlanjutan. Namun, digitalisasi juga membawa tantangantersendiri yang harus diatasi agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal.
Pada era digital ini, informasi tentang destinasi wisata dapat diakses dengan cepat melalui internetdan aplkasi mobile. Promosi pariwisata yang sebelumnya terbatas kini dapat dilakukan secara luasmelalui media sosial dan digital marketing. Penerapan sistem manajemen digital memungkinkanpengelola destinasi untuk lebih efisien dalam mendata dan mengelola aset pariwisata, sepertipengaturan kapasitas pengunjung dan pemantauan data keberlanjutan.
Namun, seiring dengan manfaatnya, digitalisasi juga membawa tantangan tersendiri dalam upayamenjaga keberlanjutan pariwisata. Perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dampak negatifseperti penyebaran informasi palsu dan masalah privasi data. Oleh karena itu, pengelolaandigitalisasi dalam sektor pariwisata harus dilakukan secara bijak agar dapat memberikan kontribusipositif dalam memajukan pariwisata berkelanjutan di masa depan.
Peluang Digitalisasi dalam Pariwisata KeberlanjutanKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat, transformasi digital yang terjadi di sektorpariwisata Indonesia telah membawa dampak positif terhadap konsep pariwisata berkelanjutan(Kemenparekraf, 2022).
Beberapa inisiatif digitalisasi yang diterapkan antara lain pengembanganaplikasi pemesanan tiket dan akomodasi terintegrasi, sistem pembayaran nontunai, serta platformpromosi destinasi digital.
"Digitalisasi pariwisata memungkinkan wisatawan mengakses informasi dan merencanakanperjalanan dengan lebih mudah. Hal ini mendorong perilaku ramah lingkungan, seperti pemesanantiket dan akomodasi secara daring, serta pemanfaatan transportasi publik," ujar Sandiaga Uno,Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf, 2022).
Selain itu, pemanfaatan teknologi digital juga membantu pemerintah dan pelaku usaha pariwisatamemantau arus kunjungan wisatawan secara real-time. Data ini dapat digunakan untuk mengeloladestinasi secara lebih terkendali dan meminimalkan dampak berlebih akibat lonjakan kunjungan(Badan Pusat Statistik, 2021).
Data ini sangat penting untuk manajemen destinasi yang efektif danefisien. Misalnya, sensor dan aplikasi berbasis lokasi dapat digunakan untuk memantau jumlahwisatawan di suatu tempat secara real-time, sehingga memungkinkan pengelola destinasi untukmencegah over-tourism yang dapat merusak lingkungan dan budaya lokal .
"Digitalisasi pariwisata memungkinkan kita menerapkan konsep pembatasan kunjungan, reservasiwaktu kunjungan, serta pembagian arus kunjungan yang lebih teratur. Ini penting untuk menjagadaya dukung lingkungan dan memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan," tambah Sandiaga(Kemenparekraf, 2022).
Selain itu, platform digital memungkinkan promosi destinasi pariwisata yang lebih luas danefektif. Melalui media sosial dan situs web, destinasi yang mungkin kurang dikenal dapat menarikperhatian wisatawan global. Promosi digital juga memungkinkan penyampaian pesan yangberfokus pada keberlanjutan, seperti pentingnya menjaga kebersihan dan menghormati budayalokal.
Teknologi juga memungkinkan pengembangan tur virtual yang bisa menjadi alternatif bagi merekayang tidak dapat melakukan perjalanan fisik. Ini tidak hanya membuka peluang baru bagi destinasiyang sulit dijangkau, tetapi juga membantu mengurangi jejak karbon yang terkait denganperjalanan udara dan transportasi lainnya.Tantangan dalam Implementasi DigitalisasiMeskipun digitalisasi membawa banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.
Salahsatunya adalah kesenjangan digital yang masih ada di beberapa daerah, terutama di destinasi wisatayang terletak di daerah terpencil atau berkembang. Infrastruktur teknologi yang tidak memadaidapat menghambat implementasi solusi digital dan membatasi manfaat yang bisa diperoleh .
Selain itu, privasi dan keamanan data juga menjadi isu penting dalam digitalisasi pariwisata.Pengumpulan dan analisis data wisatawan harus dilakukan dengan memperhatikan aspek privasidan keamanan untuk menghindari penyalahgunaan data pribadi .
Ketersediaan dan kualitas konten digital juga memainkan peran penting. Informasi yang tidakakurat atau menyesatkan dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap pengalaman wisatawandan reputasi destinasi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa konten yang disediakandi platform digital adalah akurat dan dapat diandalkan .
Kesimpulan
Digitalisasi menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan pariwisata keberlanjutan melaluioptimasi manajemen destinasi, promosi efektif, dan pengembangan alternatif perjalanan. Namun,tantangan seperti kesenjangan digital, privasi data, dan kualitas konten harus diatasi untukmemaksimalkan manfaatnya.
Dengan pendekatan yang tepat, digitalisasi dapat menjadi alat yangkuat untuk mendukung pariwisata yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Referensi:1. Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Kepariwisataan 2021. Jakarta: Badan PusatStatistik.
2. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2022). Laporan Tahunan 2022. Jakarta:Kemenparekraf.
3. Jones, M., & Smith, L. (2022). Real-time Data and Tourism Management: A Case Study ofOver-tourism Prevention. Journal of Sustainable Tourism.
4. Brown, A. (2021). Digital Marketing in Tourism: Strategies for Sustainable Promotion.Tourism Management Perspectives.
5. Green, T. (2020). Virtual Tours: An Emerging Trend in Sustainable Tourism. InternationalJournal of Tourism Research.
6. White, C. (2019). Bridging the Digital Divide in Rural Tourism. Journal of Rural Studies.
7. Black, J. (2021). Data Privacy in the Era of Digital Tourism. Journal of Travel Research.