BUMIAYU BERSHOLAWAT BERSAMA MAJELIS AR RIDWAN MALANG

Eko Rudianto
27 Mei 2024 | 21.12 WIB Last Updated 2024-08-26T12:52:04Z


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Rutinan Majelis Ta'lim Wal Maulid Ar-Ridwan Malang pembacaan maulid Jalsatul Istanain bersama Al Habib Jamal bin Toha Baagil, Al Abdul Qodir bin Ahmad Mauladdawillah serta seluruh ulama dan tokoh masyarakat, kembali digelar kedua setelah pembukaan di masjid Sabilillah Malang, malam ini di Jalan Pasreh Jaya RT 04 RW 05 Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang Kota Malang pada senin malam (27/05/24). 

Ustadz Arif Bachtiar, Ketua Tanfidiyah Ranting NU Bumiayu yang sekaligus mewakili tuan rumah mengatakan terimakasih atas kehadiran para jamaah serta meminta maaf atas kekurangannya. Juga panitia yang selama 3 bulan terakhir ini telah menyiapkan untuk terlaksananya kegiatan ini. 

Setelah sambutan dan pengumuman jadwal majelis ar ridwan untuk pertemuan yang akan datang yang akan dilaksanakan di Ponpes Al Aziz Banjarpatoman- Amadanom-Dampit. Kemudian Al Habib Jamal mengumumkan kegiatan kajian kitab khusus putri yang membahas mengenai fikih nikah serta mengutip tentang Kebanyakan runtuhnya keluarga tidak mengerti syariat khususnya istri.

Selanjutnya pengajian kitab oleh Habib jamal bin Toha Baagil mengenai bagaimana semestinya mengagungkan ilmu dan yang orang bermiliki ilmu atau guru. Hingga disebutkan dalam qasidah "aku lihat diantara hak yang wajib didahulukan adalah hak guruku, dan hal guruku adalah diwajibkan bagiku diatas semua muslim. Maka oleh karenanya semua pengajarannya tak bisa dibeli dengan walaupun dengan 1000 dirham". 

Suatu ketika ada murid yang berhasil menghafal surat al fatihah murid tersebut menghadiahkan 100 unta bagi gurunya. Maka jangan merasa kita telah memberikan hak guru kita dengan uang. Imam Suyuti mengatakan beasiswa yang paling afdhol adalah beasiswa kepasa para santri. 

Yang kedua, orang yang mengajarkan satu huruf diantara yang kamu perlukan kepada Allah itu adalah bapakmu atau abuya. Bapak Itu ada 3 diantaranya bapak yang menjadi sebab kamu lahir, bapak mertuamu dan bapak yang mengajarkanmu ilmu dan dia yang paling besar haknya. 

Santri adalah adalah anaknya dalam hal bukan mahrom. Imam As Siduddin Asy Syrozi mengatakan perhatikanlah orang-orang asing yang yang berilmu (yang tak terkenal), muliakan. Kalau anakmu tidak alim maka cucumu akan alim. Orang madura itu tidak rela bahwa kyainya kesusahan. Seorang kyai atau guru harus bersifat iffah. 


Dan diantara cara menghargai guru

1. Jangan berjalan didepan gurunya.

2. Berjalan dibelakangnya, kecuali kita disuruh berjalan didepannya.

3. Jangan menduduki tempat guru kita, termasuk alat makan atau barang gurunya (kadang-kadang ingin barokah namun malah su'ul adab)

4. Izin terlebih dahulu ketika berbicara, kalau sudah diizini berbicaraah secukupnya, kecuali ada guru yang suka mendengarkan muridnya karena lucu atau bisa terhibur

5. Jangan meminta apapun dari kyai atau guru.

6. Habib Umar pernah kehilangan alas kakinya kemudian setelah keliling indonesia dengan alasan barokah. Namun tidak izin, kisah seperti ini bukan mendatangkan barokah (Habib Jamal)

7. Kalau berbicara lihat waktu

8. Jangan menanyakan hukum sesuatu saat berjalan (tidak menghargai ilmu)

9. Tidak boleh mengetuk pintunya kyai/ guru atau kalau dikiaskan tidak boleh telfon namun WA dulu, izin dulu. 

10. Abdullah bin Abbas sepupu nabi saja tidak mengtuk pintu Sayyidina Zaid meskipun mukanya penuh denga pasir karena saat itu musim angin (padahal Sayyidina Zaid ini bukan keturunan nabi muhammad). Dengan mengatkan (ini yang diajarkan nabi muhammad kepadaku untuk beradab kepada guruku). 

11. Kemudian Sayyidina Zaid membalasnya dengan mecium tangannya (padahal secara umur Abdullah bin Abas lebih muda)dengan mengatakan inilah m yang diajarkan nabi adab kepada para keluarganya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • BUMIAYU BERSHOLAWAT BERSAMA MAJELIS AR RIDWAN MALANG

Trending Now