Sam Wes : Buku adalah Prasasti

Admin JSN
22 April 2024 | 14.28 WIB Last Updated 2024-04-22T07:28:36Z
Wahyu Eko Setiawan atau akrab disapa Sam Wes selaku Ketua Panitia Launching Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana Malang (Foto : Ani)

MALANG - JATIMSATUNEWS.COM:
Kehadiran Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana Malang memberi warna tersendiri bagi ekosistem literasi di Kota Malang. Bagaimana tidak, buku yang ditulis oleh 36 penulis berisi artikel-artikel menarik baik berupa kronik, sejarah, pengalaman, puisi, sketsa hingga desain Stadion Gajayana di masa depan.

Menurut Ketua Panitia Launching Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana Wahyu Eko Setiawan atau akrab Sam Wes buku adalah semacam prasasti. "Zaman dulu, orang menuliskan hal-hal bersejarah di batu yang kemudian disebut prasasti. Saat ini, orang menuliskan hal-hal bersejarah di dalam sebuah buku juga bisa disebut sebagai prasasti," jelasnya saat memberikan sambutan. Sabtu (21/4/2024).

Sam Wes mengatakan gedung bersejarah di dunia ini yang umurnya lebih dari 1000 tahun itu hanya ratusan, namun manuskrip atau buku-buku atau kitab-kitab jumlahnya jutaan. "Ini membuktikan bahwa buku bertahan lebih lama daripada bangunan fisik. Saya ceritakan bahwa Candi Jawa itu tinggal pondasi saja. Apa yang ingin diceritakan," tanyanya 

Gajayana adalah Stadion tertua yang masih berdiri kokoh, sedangkan Stadion Menteng tertua di Indonesia dan sudah rata dengan tanah. "Siapa yang mau bercerita, tetapi jika Stadion Gajayana ada Buku Satu Abad Stadion Gajayana. Memang, buku ini tidak akan pernah selesai karena sejarah manusia akan terus berkembang," beber Sam Wes 

Penggagas Komunitas Sekolah Embongan ini mengapresiasi kepada Pj Walikota Wahyu Hidayat yang sangat responsif. "Luar biasa meskipun beliau hanya menyumbangkan satu Kata Pengantar. Tapi Dari Satu Pengantar itu semangat untuk berliterasi terus digaungkan. "Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman penulis atas dedikasi dan meskipun tanpa dibayar tetap semangat hingga Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana ini dapat diterbitkan," ujarnya.

Kemudian, sastrawan Romo Sindhunata menyampaikan bahwa buku memiliki nilai sangat penting. Apalagi buku anak-anak yang disusun oleh Dwianto Setiawan. "Sebagai sastrawan anak-anak sudah ada lebih dari 80 buku anak-anak yang telah terbit dan sudah melegenda. Sekarang, yang sudah menjadi nenek-nenek pasti teringat bacaan pada masa anak-anak," tutur Romo Sindhunata

"Mas Dwi yang memacu dan menjadi motivator saya untuk menjadi penulis. Sehingga memantik saya untuk menulis tentang sastra, seni maupun kebudayaan," imbuhnya

Bagi Romo Sindhunata, saat ini kita dihadapkan pada sekat-sekat dunia digitalisasi yang tidak memberikan inspirasi, imajinasi dan kreativitas.

Hal senada diungkapkan Pj Walikota Malang Wahyu Hidayat. Ia mengatakan bahwa buku sangat penting, apalagi buku anak-anak. "Sepakat dengan pernyataan Sam Wes dan Romo Sindhunata. "Saat ini memang ada buku anak-anak tapi tidak seperti tahun-tahun yang lalu. Sekarang anak-anak tidak banyak memegang buku namun lebih banyak memegang HP dan itu akan mempengaruhi bagaimana karakter masa depan anak-anak," tuturnya.

"Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Sam Wes tadi, bahwa gedung itu bisa berubah menjadi tanah dan kita tidak akan tahu ceritanya seperti apa. Tetapi dengan buku kita dapat mengetahui cerita ini sampai kapan pun karena cerita ini dapat dengan jelas apabila ditulis dalam buku. Mudah-mudahan dengan Buku Satu Abad Stadion Gajayana Malang ini akan memberikan banyak manfaat," pungkas Wahyu Hidayat. (Ani)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sam Wes : Buku adalah Prasasti

Trending Now