Oleh: Abdullah Makhrus
SALAH satu cara untuk melepas kepenatan dan hiruk pikuk pekerjaan adalah berwisata. Jika Anda ingin melakukan perjalanan wisata yang menarik, salah satu tempat yang bisa Anda kunjungi adalah pantai.
Pantai Gili Ketapang bisa menjadi alternatif pilihan bagi Anda yang ingin berwisata air. Gili Ketapang sendiri adalah sebuah desa dan pulau kecil di Selat Madura, tepatnya 8 km di lepas pantai utara Probolinggo.
Untuk menghubungkan pulau tersebut dengan dataran Jawa, terdapat perahu motor atau kapal penumpang untuk menyeberang melalui Pelabuhan Ujung Tembaga dengan lama perjalanan sekitar 30 menit.(disporaparbud.probolinggokab.go.id)
Sabtu lalu(13/4/24) kami melakukan perjalanan dari Sidoarjo menuju ke Pantai Gili Ketapang. Perjalanan menuju Pelabuhan Ujung Tembaga memerlukan waktu perjalanan sekitar 2 jam lewat tol dengan kecepatan 80-100 km/jam. Keluar melalui tol Tongas Probolinggo menuju ke area pelabuhan sekitar 15 menit.
Dari pintu masuk petugas akan menginfokan untuk membayar biaya masuk 25.000 untuk 4 orang. Setelah itu kita akan menaiki kapal penumpang dengan biaya 10.000/orang sekali berangkat.
Dulu pertama kali ke pantai ini langsung mendarat di tepi pantai Gili Ketapang. Kemarin kapal langsung mendarat di dermaga. Di sana sudah ada armada becak yang siap mengangkut. Namun kami lebih memilih jalan kaki sekitar 5 menit menuju bibir pantai.
Setiba di area pantai banyak yang sudah menawarkan kegiatan snorkeling. Snorkeling adalah salah satu kegiatan untuk menikmati pemandangan bawah laut dari permukaan yang tidak terlalu dalam. Ada yang menawarkan biaya 50.000-100.000 per orang. Karena belum tertarik, kami hanya menikmati swafoto dan berenang di tepi pantai saja.
Sebenarnya pantai ini sangat bagus pemandangannya. Sangat cocok untuk berswafoto di sini. Namun, ada sedikit pemandangan yang kurang menarik di tepi pantai ini yaitu cukup banyak sampah plastik di tepi pantai.
Karena penasaran, saya mencoba melakukan pengamatan dan penyelidikan. Mencari sumber sampah ini berasal. Setelah mengamati keadaan di sisi kanan dan kiri ketemulah penyebabnya.
Ternyata sampah ini berasal dari kapal penumpang yang dibersihkan oleh petugas kapal. Mereka membersihkan geladak kapal dengan menyapu semua kotoran sampah kapal sisa makanan penumpang dan membuangnya di tepian pantai.
Inilah sepertinya yang membuat tepi pantai menjadi kotor dengan sampah plastik. Andaikan penumpang memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, petugas kapal menyediakan bak sampah dan membuangnya di tempat pembuangan sampah mungkin pantai ini menjadi kelihatan bersih.
Pemerintah sepertinya harus segera turun tangan memberikan edukasi pada para nelayan dan warga di pesisir pantai agar tidak membuang sampah di tepi pantai. Jika tidak kondisi pemandangan pantai akan makin memburuk dan tak lagi menarik bagi wisatawan.
Jika pemandangan pantai bersih tentu akan menarik pengunjung atau wisatawan yang lebih banyak. Bukankah itu akan menjadi pemasukan bagi warga sekitar pantai dan pemerintah setempat? Yuk. Mari bersama benahi, jaga, dan bersihkan lingkungan pantai kita untuk kehidupan yang lebih baik.
*) Abdullah Makhrus adalah Penulis, Guru, Fasilitator PGP, dan Ketua Ikatan Guru Indonesia(IGI) Daerah Sidoarjo.