SIDOOARJO | JATIMSATUNEWS.COM: Wayang kulit merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya akan makna dan keindahan seni. Salah satu bentuk pementasan wayang kulit yang mempunyai nilai keagamaan dan tradisi yang sangat kuat adalah dalam acara keleman dan ruwat desa. Desa Randegan, yang terletak di kecamatan Tanggulangin, menjadi salah satu contoh bagaimana pagelaran wayang kulit digunakan sebagai bagian dari upacara adat dan keagamaan yang penting.
Dengan bertempat di Punden desa, desa Randengan mengadakan acara keleman dan ruwat desa pada hari Senen, 22 April 2024.
Keleman dan ruwat desa adalah salah satu tradisi dalam masyarakat Jawa yang dilakukan untuk memperingati hari jadi desa, Dalam konteks ini Desa Randegan dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa, ucap bapak Kepala Desa Randengan Mochammad Samsoel Halim.
"Alhamdulillah hasil pertanian tahun ini berlimpah semoga ditahun-tahun berikiutnya ada peningkatan lagi," tambahnya.
Pada acara tersebut juga dihadiri bapak Camat Tanggulangin. Dalam kesempatan tersebut menyampaikan,
"Acara seperti ini setiap tahun hendaknya dilestarikan. Pada intinya bumi itu juga butuh bahagia, tidak hanya manusia saja dan kebahagiaan bumi tergantung manusia diatasnya. Setiap hari ribuan kaki melangkah di bumi kalau manusianya bahagia begitupun juga denga buminya, begitupun sebaliknya," ucapnya
Ruwat desa merupakan salah satu bentuk upacara adat Jawa yang dilakukan untuk membersihkan desa dari energi negatif dan memohon keselamatan serta kesejahteraan bagi seluruh warga desa. Dalam ruwat desa di Desa Randegan, pagelaran wayang kulit juga turut menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
"Harapan kami acara seperti ini dimaknai sebagai kegembiraan, tradisi-tradisi seperti ini supaya terus dilestarikan supaya manusia-manusia diatasnya gembira bahagia bumi juga akan ikut gembira bahagia, dengan kegembiraan tersebut bumi akan membrikan produksi yang melimpah bagi para petani dan buat kita semua yang ada diatasnya. Sebagai bentuk rasa syukur para lelulur yang telah membabat desa Randengan dan sudah menjadi tugas kita warganya untuk merawat dan meramutnya," tegasnya
Pagelaran wayang kulit dalam keleman dan ruwat desa memiliki makna dan signifikansi yang mendalam. Selain sebagai media hiburan, wayang kulit juga mengandung pesan-pesan moral dan filosofis yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pagelaran wayang kulit juga menjadi sarana untuk mempertahankan dan merawat warisan budaya leluhur yang telah ada sejak zaman dahulu. (zeera)