MALANG | JATIMSATUNEWS.COM:
Sabtu, 20 April 2024, PGRI Cabang Gedangan kabupaten Malang berkenan menyelenggarakan kegiatan Halal bi Halal. Bertempat di Aula Koperasi Agung, dihadiri oleh seluruh anggota PGRI, kepala sekolah, staf Dinas Pendidikan, Penilik, Pengawas dan Pengawas PAI serta Korwil Dinas Pendidikan. Hadir pula pengurus PGRI kabupaten Malang.
Acara sambutan Korwil disampaikan oleh Tukiran. Dalam kesempatan ini beliau mohon maaf sekaligus memohonkan maaf kesalahan seluruh staf.
"Saya pribadi, keluarga dan seluruh staf korwin mohon maaf apabila selama ini punya kesalahan. Maka, kami mohon dimaafkan. Sebab jika tidak dimaafkan akan menjadi beban kami nanti di akhirat". Pinta lelaki asal Pagelaran ini.
Diakhir sambutannya beliau menutup dengan pantun ; Yu Juminten dodol klapa, cekap semanten atur kawulo. Acara diselingi dengan pembacaan sholawat Nabi oleh grup Hadrah dari SDN 2 Tumpakrejo.
Teguh Susetyo, Camat Gedangan mengawali sambutan dengan menyampaikan permohonan maaf pemerintahan Gedangan atas segala kesalahan dan kekurangan dalam pelayanan kepada masyarakat. Beliau berharap ke depan pembangunan bisa berlanjut dan lebih cepat perkembangannya. Saat ini masih kalah dengan tetangga kecamatan tetapi harus bersinergi dan lebih kerja keras. Utamanya jalan jalur utama harus diperlebar dan diperbaiki. Beliau juga berterimakasih atas partisipasinya dalam pemilu yang lancar dan kondusif. Beliau juga memohon, tahapan Pilkades juga kondusif.
Saidi, wakil pengurus PGRI kabupaten Malang, dalam sambutannya. beliau berharap kedepan untuk melibatkan seluruh anggota PGRI baik tingkat dasar maupun menengah. Seluruh anggota seharusnya hadir dan ada absensi. Hal ini dimaksudkan agar bisa saling memaafkan dan meningkatkan kinerja.
Beliau menyampaikan program PGRI, diantaranya mengajukan program relokasi penempatan PPPK agar kerjanya lebih optimal. Untuk antisipasi penumpukan tenaga guru, utamanya yang berasal dari sekolah swasta, diusulkan untuk dikembalikan ke lembaga asal. Jika ada permasalahan apapun di wilayah, beliau menghimbau untuk menyampaikan ke pengurus kabupaten agar ada solusinya.
Acara dilanjutkan dengan mauidzoh hasanah oleh KH. M. Shodiq, salah satu Muballigh yang sudah malang melintang dalam memberikan pencerahan rohani umat di kabupaten Malang. Diawal ceramahnya beliau mengawali dengan menjelaskan kronologis adanya Halal bihalal yang. Menurut beliau, halal bi halal adalah tradisi yang telah dirintis oleh para pendiri bangsa ini. Awalnya karena adanya perbedaan pendapat dikalangan elit politik. Lalu dengan halal bi halal suasana menjadi kondusif dan politik menjadi aman damai.
Adapun landasan filosofis Halal bi halal diantaranya adalah kesempatan untuk silaturahmi dan saling memaafkan diantara sesama. Saling memaafkan sesudah puasa Ramadhan karena sesudah Hablumminallah dibangun selama Ramadhan, maka di bulan Syawal dilanjutkan dengan Hablumminannas.
Hal ini disebabkan manusia itu selalu punya salah dan dosa. Diantaranya adalah karena dosa mulut melalui pembicaraan. Menurut ahli, saraf bicara wanita 30.000 sedangkan lelaki hanya 9.000. Maka bicara itu juga banyak yang menyebabkan dosa. Maka nabi mewasiatkan untuk selalu berhati-hati dengan mulut.
"Selamatnya manusia karena menjaga mulutnya", ungkap beliau mengutib hadits Nabi.
Disamping itu manusia itu punya kelebihan dan kekurangan. Wanita mempunyai multi talenta. Bisa melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, namun lelaki terbatas. Maka sebisanya manusia menjadi ksatria, mengakui kesalahan, mau meminta maaf dan juga mau memaafkan. Apalagi sebagai pimpinan.
"Pimpinan yang baik itu harus kandel kupinge, kandel ilmune lan kandel duwike", tutur beliau.
Kyai yang juga merupakan Penghulu Kementerian Agama Kabupaten Malang ini juga menyampaikan tentang tanda-tanda orang bertaqwa. Diantaranya adalah mau berinfaq atau sedekah dalam kondisi lapang dan sempit yang diantara hikmahnya adalah menolak bala', termasuk menyembuhkan penyakit. Setiap sedekah akan dibalas dengan kebaikan oleh Alloh SWT.
Tanda orang bertaqwa berikutnya adalah mampu menahan amarah dan saling memaafkan sesama manusia serta menyambung rasa kasih sayang. Halal bi halal merupakan ajang silaturahmi dan saling bermaaf-maafan diantara sesama, termasuk para guru. Sebagai pendidik sebaiknya untuk menjaga hati dan pikiran dari masalah siswa sehingga tidak mengakibatkan kemarahan dan dendam dengan anak. Sebaliknya harus dilandasi dengan hati dengan mencurahkan kasih sayang kepada mereka.
Acara mauidhoh ditutup dengan doa oleh beliau. Selanjutnya acara saling bersalaman dan ramah tamah.
Refan Purba