Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, KSM T -38 di Desa Patokpicis UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Admin JSN
03 Maret 2024 | 08.52 WIB Last Updated 2024-03-03T01:56:41Z

 

Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, KSM T -38 di Desa Patokpicis UNIVERSITAS ISLAM MALANG

 ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Abstrak: Kegiatan sosialisasi tentang pencegahan stunting di Desa Patokpicis, merupakan upaya yang signifikan dalam menangani masalah kesehatan masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) T-38 dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu dengan anak balita, tentang pentingnya nutrisi, pola asuh anak, dan sanitasi lingkungan dalam mencegah stunting.


 Materi disampaikan melalui berbagai cara, termasuk sesi tanya jawab dan demonstrasi praktis. Respons dari masyarakat sangat positif, dengan banyak peserta yang berkomitmen untuk menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan menyebarkannya ke lingkungan sekitar. Langkah seperti ini diharapkan dapat mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di wilayah tersebut.

Kata Kunci: Stunting, buku menu bergizi, tinggi dan berat badan.

Abstract: The socialization activity on stunting prevention in Patokpicis Village, Wajak District, constitutes a significant effort in addressing public health issues. Organized by the Community Self-Help Group (KSM) T-38, the objective of this activity is to raise awareness among the community, particularly pregnant women and mothers with toddlers, about the importance of nutrition, child-rearing practices, and environmental sanitation in preventing stunting. 


The material is delivered through various means, including question-and-answer sessions and practical demonstrations. The response from the community has been highly positive, with many participants committed to implementing the knowledge gained in their daily lives and disseminating it to their surroundings. Such initiatives are hoped to reduce the prevalence of stunting and improve the quality of life for children in the area.

Keyword: Stunting, nutritious menu books, height and weight. 

PENDAHULUAN 

Dalam upaya intensif memerangi dan mencegah stunting di Indonesia, Kelompok Swadaya Masyarakat KSMT-38 mengambil langkah signifikan dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi tentang pencegahan stunting. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, menargetkan para ibu hamil, ibu dengan anak balita, serta masyarakat luas sebagai pesertanya.

Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, telah menjadi perhatian serius di Indonesia. Desa Patokpicis, terpilih sebagai lokasi kegiatan sosialisasi ini, mengingat data prevalensi stunting yang masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. KSMT-38, yang memiliki dedikasi dalam penanganan dan pencegahan masalah kesehatan publik, khususnya stunting, melihat kebutuhan mendesak untuk intervensi langsung kepada masyarakat.

Kegiatan sosialisasi ini diisi dengan pemberian materi tentang pentingnya nutrisi seimbang bagi ibu hamil dan anak, pentingnya pemberian ASI eksklusif, serta pengenalan pola asuh anak yang baik untuk mencegah stunting. Selain itu, sesi tanya jawab menjadi salah satu agenda utama, memberikan ruang bagi peserta untuk berkonsultasi langsung dengan narasumber yang merupakan ahli gizi dan kesehatan masyarakat.

Salah satu aspek penting dalam sosialisasi ini adalah penekanan pada pentingnya sanitasi lingkungan dan akses terhadap air bersih. KSMT-38 menggandeng pemerintah setempat dan lembaga non-pemerintah untuk bersama-sama meningkatkan infrastruktur dan edukasi masyarakat tentang sanitasi yang baik.

Acara ini tidak hanya berhenti pada teori dan diskusi semata, namun juga diikuti dengan demonstrasi praktis tentang cara mempersiapkan makanan bergizi untuk anak-anak dan pelatihan sederhana tentang hygiene dan sanitasi. KSMT-38 berharap, melalui kegiatan ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting dapat meningkat, yang pada akhirnya akan menurunkan angka prevalensi stunting di Desa Patokpicis khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Kegiatan sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Banyak peserta yang menyatakan komitmennya untuk menerapkan praktik-praktik yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dan menyebarkan informasi penting tersebut kepada lingkungan sekitar. Inisiatif seperti ini diharapkan bisa terus berkembang dan diadopsi di berbagai daerah lain di Indonesia untuk bersama-sama memerangi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak masa depan bangsa


METODE

Metde penyampaian keiatan penabdian masyarakat ini meiputi penyampaian materi penabdian, praktik langsung (llearning by doing) dan pendampingan. Adapun kegiatan pengabdian mayarakat ini dilasanakan dalam beberapa step sebagai beriut:

1. Preparing step: persiapan dilakukan selama 3 hari dengan rincian kegiatan meliputi penyusunan materi kegiatan dan kunjungan awal dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan.

2. Do Step: Penyampaian materi pada step ini dilakukan selama 3 jam dengan rincian kegiatan yang dilakukan meliputi penyampaian materi, diskusi tentang stunting, pembagian leaflet, pengukuran tinggi dan berat badan anak, serta pemberian vitamin pada anak. Pada step ini, kegiatan dilakukan secara langsung yang melibatkan peran aktif peserta dan tim sebagai implementasi dari metode learning by doing yang dimaksud dalam tulisan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sosialisasi stunting di Desa Patokpicis, Wajak, Kabupaten Malang, telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah gizi buruk pada anak. Melalui kegiatan penyuluhan dan diskusi, sejumlah hasil dapat diidentifikasi:

1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Sosialisasi berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat Patokpicis tentang stunting, mengenali dampak buruknya pada pertumbuhan anak, dan mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.

2. Perubahan Pola Makan Sehat

Dengan fokus pada edukasi gizi, warga mulai mengadopsi pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi tinggi, seperti sayuran, buah-buahan, dan sumber protein.

3. Partisipasi Orang Tua dalam Pemantauan Pertumbuhan Anak

Sosialisasi berhasil mengajak orang tua untuk lebih aktif dalam memantau pertumbuhan anak, termasuk melakukan kunjungan rutin ke posyandu untuk pemantauan kesehatan.

4. Pembentukan Posyandu Stunting

Sebagai upaya konkrit, masyarakat Patokpicis mendirikan Posyandu Stunting untuk memberikan layanan kesehatan, pemantauan pertumbuhan, dan penyuluhan khusus terkait stunting.


Keberhasilan sosialisasi didukung oleh partisipasi aktif pemerintah desa dalam mengkoordinasikan kegiatan, menyediakan fasilitas, dan mendukung program-program kesehatan masyarakat. Meskipun ada perkembangan positif, masih terdapat tantangan dalam mengubah kebiasaan masyarakat secara menyeluruh. Diperlukan upaya berkelanjutan untuk memastikan penerapan pola makan sehat dan pemantauan kesehatan anak. Keberhasilan sosialisasi juga dipengaruhi oleh partisipasi aktif dan keterlibatan komunitas lokal, termasuk tokoh masyarakat, untuk memastikan berkelanjutan dan diterimanya pesan-pesan kesehatan.

Melalui kegiatan pengabdian ini, diupayakan pengetahuan warga masyarakat mengenai stunting, penyebab, gejala dan pencegahan yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemberian penyuluhan tentang stunting ini termasuk dalam upaya promosi kesehatan, dimana promosi kesehatan berupa edukasi kesehatan pada warga masyarakat tentang stunting merupakan tindakan positif yang mengarahkan pada perubahan perilaku (Alligood, 2014). 

Menurut Notoatmodjo (2012) pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses dimana proses ini mempunyai masukan dan keluaran di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan, yaitu perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh faktor masukan, metode dan factor materi/pesannya, pendidikan yang dipakai agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor ini harus bekerja secara harmonis. Dengan adanya sosialisasi tentang pencegahan masalah stunting pada anak secara rutin dilakukan di masyarakat diharapkan ibu dapat mengubah perilaku ibu dan memotivasi ibu untuk berkontribusi secara aktif dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak di Indonesia. Kegiatan ini mendapat respon masyarakat yang positif, hal ini ditunjukan dengan keikutsertaan dan antusiasme masyarakat terutama dalam sosialisasi ini.

KESIMPULAN

Sosialisasi tentang stunting di Desa Patokpicis, Wajak, Malang sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah stunting dan langkah-langkah pencegahannya. Melalui sosialisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. 

Stunting adalah kondisi pada anak di mana tinggi atau panjang badan tidak mencapai indeks tinggi atau panjang badan menurut umur. Di Desa Patokpicis sudah melakukan beberapa upaya dalam mencegah dan memberantas stunting dengan cara melakukan penyuluhan untuk balita dan juga ibu hamil. Tim mahasiswa KSM-T Universitas Islam Malang di Desa Patokpicis tahun 2024 telah melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat, yaitu melakukan sosialisasi pencegahan stunting.

 Hasil dari kegiatan ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita di Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang mendapatkan informasi lebih bagaimana cara agar buah hati terhindar dari risiko stunting. Dengan informasi-informasi yang telah didapatkan dari kegiatan sosialisasi ini, ibu-ibu yang memiliki balita tidak lagi merasa bingung mengenai bagaimana cara pencegahan stunting. ANS

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, KSM T -38 di Desa Patokpicis UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Trending Now