MALANG | JATIMSATUNEWS.COM- MI Miftahul Uquliyah di Dusun Kalangan Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, dikenal sebagai pionir dalam mempertahankan dan mengembangkan tradisi keagamaan ala Nahdlatul Ulama (NU). Khususnya dalam praktik Ahlussunah Wal Jamaah. Salah satu kebiasaan yang menjadi ciri khas mereka adalah kegiatan pagi yang inspiratif.
Kepala Madrasah, Burhan, menjelaskan bahwa kegiatan pagi menjadi pilihan utama bagi civitas madrasah untuk memulai hari dengan semangat. "Kami adakan pagi sebelum kegiatan, agar anak-anak bersemangat mengikuti pelajaran lanjutan. Pagi adalah waktu di mana otak masih segar, dan kami juga ingin menanamkan kebugaran fisik," ungkapnya.
Setiap hari memiliki kegiatan spesifik yang dijadwalkan:
Senin: Upacara bendera untuk memupuk rasa nasionalisme dan kecintaan pada negara.
Selasa: Istighotsah, sebagai momen untuk berdoa bersama dan memperkuat ikatan spiritual di antara siswa dan guru.
Rabu: Senam pagi untuk menjaga kesehatan fisik dan meningkatkan semangat.
Kamis: Aurodah, meliputi tawasulnmanaib, pembacaan Surat Yasin, dan Asmaul Husna, sebagai bagian dari praktik keagamaan.
Jumat: Rotibul Haddad, sebagai bentuk penghormatan terhadap aliran tasawuf dan tradisi dzikir.
Sabtu: Senam pagi dan murojaah surat-surat pendek serta surat-surat populer di kalangan NU yang biasa dibaca, untuk meningkatkan kecintaan pada bacaan-bacaan keagamaan.
Selain itu, untuk muatan kitab salaf dasar, mereka juga memasukkan dalam kurikulum, antara lain aqidatul awam dan baca tulis Arab, sebagai upaya untuk memperkuat dasar keilmuan dan keagamaan siswa.
Dengan pembiasaan pagi yang kaya akan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan ini, MI Miftahul Uquliyah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi wadah yang menginspirasi penanaman budaya Ahlussunah Wal Jamaah di kalangan generasi muda.