Sepi sunyi terbentang rindu
Terhempas badai mengusik kalbu
Sunyinya desir malam syahdu
Sempurna ketika sang angin mulai membisu
Seduh tangis terdengar sang purnama
Imajinasi terpampang dengan serangkai kata
Terpancar cahaya menemani sang raga
Menghiasi malam yang menembus ujung rimba
Penat jiwa tatkala menanti
Bergairah mengkhayalkan yang tak pasti
Berharap penuh untuk menyapa pada malam
Menelusuri seluk beluk gejolak rasa dalam hati
Namun akhirnya malam itu usai begitu saja
Tergantikan oleh sapaan sang pagi buta
Terselimuti oleh penantian yang tak berharga
Tak berguna, sia sia, dan tinggalah asa
Gairah itu kini telah sirna
Tersimpan dalam ruang kosong nan hampa
Hingga harus terkubur pada secarik kisah
lenyapkan album itu tanpa setitikpun makna
Janji itu hanyalah janji semata
Sengaja teringkarkan nan terbubuhi nestapa
Ternodai kertas putih itu dengan pekatnya tinta
Hitam legam yang kini terluka
Yang teringat dulu pernah mainkan sebaris nada,
adalah pembawa senda....
Namun seiring berjalannya masa
Akhirnya tak lebih dari tokoh dalam masa pengukir derita
Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd.
Guru Bahasa Indonesia
MAN 2 Kota Malang