BALAKARCANA akan genap berusia 10 tahun pada 2025 mendatang, banyak ukiran sejarah yang sudah ditoreh dalam hal partisipasinya dalam kegiatan kebencanaan khususnya di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Jatim.
Ditelisik dari sejarahnya BALAKARCANA Pandansari memiliki perjalanan panjang, awal mula terbentuknya forum ini adalah kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselengggarakan oleh kelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Malang (UM) pada sekitar tahun 2015. Kegiatan itu diawali dengan pelatihan kebencanaan yang mengundang SAR Trenggana, dan saat itu pula disepakati terbentuknya forum ini.
"Dulu yang mengawali adalah KKN dari UM sekitar tahun 2015, mulai dari malam itu juga disepakati adanya FPRB Balakarcana, meskipun belum ada SK secara langsung" ungkap Ismail ketika ditemui dikediamannya di dusun krajan desa Pandansari.
Meskipun belum memiliki SK dari pemerintah desa setempat dan hanya berbekal kesepakatan oleh kepala desa, FPRB Balakarcana semangat dalam berbagai misi penanggulangan bencana, mulai dari giat pembersihan longsor, banjir, kebakaran lahan hingga banjir bandang yang menimpa desa Pandansari.
Tidak hanya itu, FPRB Balakarcana juga kerap membantu pemerintah desa Pandansari dalam kegiatan desa yang melibatkan banyak massa, diantaranya PAM Pengajian, PAM Kesehatan kegiatan PHBN dan lain-lain. Hal lain yang membuat FPRB ini berjalan lancar adalah pemerintah desa mendukung penuh, misalnya secara materil yang mencangkup dana operasional 15jt setiap tahun untuk kegiatan FPRB Balakarcana, baik untuk peningkatan kapasitas serta pengadaan peralatan.
Pada tahun 2018, FPRB Balakarcana memiliki SK dari kepala desa Pandansari dan berjumlah kurang lebih 30 personil yang tersebar ditiga dusun desa Pandansari. Meskipun demikian, Ismail, salah seorang inisiator FPRB Balakarcana ini berharap agar kemandirian organisasi destana bisa diperhatikan agar anggota siap.
"Kalau kapasitas PRB anggota insyaallah sudah cukup mas, karena kita lebih tahu lokal wisdom, yang terpenting adalah bagaimana memikirkan kemandirian ekonomi organisasi utamanya personal anggota agar organisasi ini berjalan dengan baik" ujar Ismail.
Ismail menambahkan, selama ini anggota juga sangat loyal terhadap panggilan dan tugas organisasi, meskipun dengan keadaan ekonomi yang cenderung belum mapan.
"Saking loyalnya, saat diladang lalu mendengarkan ada kabar bencana mereka (anggota FPRB Balakarcana) langsung pulang (untuk membantu)" Tegas Ismail.