MENGGAGAS MATERI PSIKOSOSIAL DALAM PROGRAM SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA

Eko Rudianto
09 Maret 2024 | 01.45 WIB Last Updated 2024-03-08T18:45:29Z


SURABAYA l JATIMSATUNEWS.COM : Jamaah LC (Lorong eduCation) yang berpusat di Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya Timur, pada hari Jumat (08/03/2024) malam, kedatangan dua tamu sekaligus. Pertama, mahasiswa Magister Manajemen Bencana UNAIR dan kawan-kawan dari Pusat Krisis dan Pengembangan Komunitas (PKPK), Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jurusan Psikologi.

Mereka datang dalam rangka diskusi tukar pengalaman tentang praktik baik program satuan pendidikan aman bencana (SPAB), yang selama ini telah dijalankan BPBD Provinsi Jawa Timur, yang dibantu oleh relawan dari sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana.

Bani Bacan, ketua rombongan PKPK, mengatakan bahwa saat ini PKPK sedang merencanakan menyusun modul tentang dukungan psikososial sebagai materi tambahan pada program SPAB. Menurutnya, materi layanan psikososial ini penting diperkenalkan untuk menambah wawasan.

“Menurut teman-teman, sebaiknya materi tambahan ini diberikan pada program SPAB jenjang sekolah dasar, atau sekolah menengah ?. mohon masukannya untuk melengkapi materi yang akan disusun,” Katanya 

Sedangkan Hanifa, mahasiswa Unair Jurusan Psikologi, bertanya tentang bagaimana pelaksanaan SPAB serta pengalaman relawan dalam respon darurat bencana di berbagai daerah. Khususnya keterlibatannya dalam menangani para pengungsi.

Alfian Inavor, fasilitator SPAB, mengatakan bahwa pelaksanaan program ini di beberapa Kabupaten/Kota yang ditunjuk, berjalan lancar. Semua siswa dan guru antusias mengikuti proses pelatihan SPAB. Adapan Sekolah yang menjadi sasaran peogram SPAB itu merupakan penunjukan langsung dari Dinas Pendidikan setempat. Tanpa melihat apakah sekolah tersebut berada di kawasan rawan bencana atau tidak.

“Ke depan, pemilihan sekolah yang menjadi sasaran SPAB, hendaknya yang benar-benar memiliki potensi bencana atau pernah mengalami bencana, sehingga akan memudahkan dalam penyusunan dokumen dan menyusun skenario simulasi bencana,” Ucapnya.

Sedangkan Basuki, pengurus bidang publikasi dan kampanye, Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Jawa Timur. bahwa program SPAB sebaginya ada tindak lanjutnya berupa pendampingan kepada tim siaga bencana sekolah. Kiranya perlu juga ada sosialisasi Permendikbud nomor 33 tahun 2019, tentang penyelenggaraan program satuan pendidikan aman bencana, kepada guru, kepala sekolah dan pengawas.

“Sosialisasi ini penting agar Dinas pendidikan dan pihak sekolah semakin memiliki kesadaran akan pentingnya SPAB dan menjadikannya sebagai program rutin dari sekolah yang dimasukan ke dalam rencana anggaran,” Ujarnya. 

Sementara, menurut Alfin, salah seorang pengurus F-PRB Jatim, bidang peningkatan kapasitas, Jika program SPAB akan diselipi modul tentang materi tambahan terkait dengan psikososial yang akan disusun oleh PKPK Unair, kiranya lebih difokuskan untuk guru, kepala sekolah dan guru bimbingan dan konseling (BK). 

“Jadi, modul tentang layanan psikososial itu pendidik dan tenaga kependidikan, bukan untuk siswa. Karena, jika terjadi bencana, merekalah yang akan melakukan dukungan psikososial awal, khususnya kepada siswanya,” Pungkasnya. [*]






Pewarta : Nur Hamid Abdissalam

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • MENGGAGAS MATERI PSIKOSOSIAL DALAM PROGRAM SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA

Trending Now