ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Salah satu hari besar umat Islam yang di peringati setiap tahun adalah malam Nuzulul Qur'an atau malam diturunkannya Al-Qur'an. Peristiwa yang terjadi pada bulan suci Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan ini, merupakan moment berharga bagi sebagian umat Islam untuk meningkatkan ibadah di tengah bulan suci mulia Ramadhan. Berbagai kegiatan keagamaan dilakukan untuk meramaikan malam Nuzulul Qur'an yang hanya ada setahun sekali ini seperti mengkhatamkan Al-Qur'an, istighosah, membaca tahlil, dll.
Tapi tahukah kalian? Turunnya Al-Qur'an ini tidak hanya pada tanggal 17 Ramadhan saja loh. Menilik dalam sejarahnya, para ahli tafsir Al-Qur'an mengungkapkan bahwa turunnya Al-Qur'an ini melalui 2 kali proses. Proses yang pertama adalah penurunan Al-Qur'an secara global 30 juz (jumlatan wahidah) dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Sebagian ulama' sepakat bahwa peristiwa ini terjadi pada tanggal 24 Ramadhan sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Al-Abbas dan Washilah bin Al-astqo'.
Malam Lailatul Qodar sendiri merupakan suatu malam istimewa yang hanya terjadi pada bulan Romadhon. Allah mengaskan dalam surat Alqodr ayat-3 bahwa satu malam Lailatul Qodar lebih baik daripada 1000 bulan. Itu artinya, ibadah yang kita lakukan pada malam Lailatul Qodar, itu fadhilahnya seperti beribadah 1000 bulan.
Adapun kapan terjadinya malam Lailatul Qodar sendiri masih menjadi misteri. Rasulullah tidak menjelaskan secara spesifik dan pasti mengenai tanggal datangnya malam Lailatul Qodar. Yang pasti pada malam tersebut para malaikat dengan izin Allah turun ke ke bumi hingga terbitnya fajar. Ini tertuang dalam firman Allah pada surat Alqodr ayat 4-5.
Selain Fadhilahnya yang lebih baik daripada 1000 bulan, pada malam Lailatul Qodar juga Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai mana firman beliau dalam surat Alqodar ayat-1. Pada malam Lailatul Qodar ini, Allah menurunkan Al-Qur'an secara keseluruhan 30 juz dari Lauhul Mahfudz menuju ke Baitul Izzah/langit dunia.
Adapun proses diturunkannya Al-Qur'an yang ke-2 adalah dari Baitul Izzah (langit dunia) kepada Baginda Nabi SAW secara berangsur-angsur selama 20 tahun (sebagian berpendapat selama 21 tahun) diwaktu yang berbeda-beda, ayat demi ayat sesuai dengan kebutuhan.
Adapun ayat yang pertama kali turun kepada Rasulullah SAW adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 saat beliau berada di gua Hira' untuk takhonnus menjauhi masyarakatnya yang semakin terjerumus ke dalam kejahiliaan. Turunnya surat Al-Alaq tersebut sekaligus menjadi awal mula risalah kenabian yang di amanahkan oleh Allah kepada beliau untuk menyampaikan agamaNya.
Dari narasi yang dijelaskan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa seremoni Nuzul Qur'an yang dilakukan sebagian besar masyarakat muslim Indonesia mengacu pada peristiwa di turunkannya Al-Qur'an dari Baitul Izzah kepada Rasulullah SAW melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur.
Lantas, apakah tidak boleh merayakan Nuzul Qur'an pada selain tanggal 17 Romadhon?
Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah boleh-boleh saja. Toh, ditilik dari sejarahkan, 17 bukanlah satu-satunya waktu dimana Al-Qur'an diturunkan.
Yang tidak boleh adalah memaksakan pendapat dan menyangka bahwa pendapat tersebut adalah yang paling benar. Hingga menganggap pendapat lain salah.
Menganggap peringatan Nuzulul Qur'an merupakan perayaan yang mungkar juga salah loh teman-teman! Kecuali bila merayakannya dengan perkara-perkara yang melenceng dari syariah. Kalau seperti itu, beda lagi pembahasannya.
Penulis: Muhammad Wafiq