Terlena dan larut mengingat kisah yang rumit terlupa
Sekuat apa pun aku mengusirnya hingga ke ujung pikiran
Pada akhirnya tak berarti apa-apa
Sebuah geliat untuk ketenangan jiwa yang terdampar dalam kehampaan
Kita menyisir jalan yang menggerogoti kepercayaan
Sandaran jiwa pada mulanya masih tersisa kuat,
kini melemah hingga tak terasa
Aku berusaha mendamaikan cakrawalaku dalam kesenyapan
Dengan kobaran bacaan buku yang tak henti
Sebuah langkah pemulih
kekuatan hati yang perih
Yang menolak berkonsorsium untuk beralih kepangkuan hati lainya
Nalarku hampir saja kehilangan kendali melawan gurita sukmamu yang kau tanamkan
Aku seperti idiot yang melangkah tak tentu arah bersama angin kemarau putih yang datang melambai tak terduga
Kau yang kini berlalu dan meninggalkan kisah
Bersama sihir asmara yang berselimut jejak harapan yang tersisakan
Hanya asa akan menanti dengan keyakinan yang lantang
Walau semua titik pintu telah terasa asing
Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd
Guru Bahasa Indonesia
MAN 2 Kota Malang