Pertemuan disiapkan dengan serius meski kelihatannya bersuasana santai. Setiap siswa mengenakan busana sesuai profesi yang didambakan. Ada yang mengenakan baju putih ala dokter, ada yang berjas dasi bak pengacara. Ada pula yang mengenakan topi ala Pak Tino Sidin lengkap dengan aksesori cat minyak dan palet lukis.
Siswa juga ditemani alat peraga berupa mini X-baner yang berisi informasi tentang bakat dan minatnya, impian kariernya, capaian protofolio, serta tantangan yang mesti dihadapi untuk mewujudkan obsesinya itu.
Dialog orang tua dengan ananda itu berlangsung gayeng di lantai 2 ruang Graha Mulia mulai pukul 10.30 hingga pukul 12.00 WIB. Ini merupakan kegiatan proyek akhir kelas karier yang dikemas dalam acara Future Pathways Expo 2024. Sebuah upaya untuk melakukan bimbingan rencana karier dan memantapkan tujuan (goal setting) masa depan siswa.
Di salah satu meja, terlihat Naila Tsabita terlihat bersemangat menjelaskan cita-citakan di depan sang ayah, Mizan Tamimy Sulthon beserta ibundanya. Rupanya dia kelak ingin menjadi pengusaha sukses dengan membangun bisnis bidang pariwisata. Maka dia berketetapan hati untuk melanjutkan ke SMA jurusan IPS untuk mendalami ilmu ekonomi dan kewirausahaan. Bahkan mulai sekarang dia sudah mulai merintis karier dengan magang di perusahaan keluarganya.
Kepala SMP SAIM, Isna Maslikha, S.Pd., menjelaskan, pada prinsipnya sekolah ingin menjadi jembatan yang menghubungkan antara keinginan siswa dan support yang dibutuhkan dari wali muridnya. “Dialog atau ngobrol terbuka seperti ini mungkin tidak bisa terjadi di rumah. Mungkin karena orang tuanya sibuk bekerja. Atau anaknya sendiri yang enggan mengungkapkan, karena masih bingung atau khawatir ada penolakan,” katanya.
Ekspo mendapat sambutan antusias dari walimurid. Mereka menyempatkan diri hadir demi kebaikan buah hatinya. Tidak hanya presentasi cita-cita, aneka acara menarik juga tersaji. Di antaranya sesi sharing talkshow bersama guru pembimbing kelas karier dan psikolog sekolah. Kuis tebak-tebakan nama orang tua dan siswa melalui tayangan foto.
“Ini luar biasa. Saya terharu sekali. Ternyata SAIM ini tidak hanya memikirkan anak kami pada saat sekolah di SMP sekarang saja, tetapi sudah membantu memikirkan karier dan pendidikan lanjutan yang akan ditempuh nanti,” kata wali murid ananda Ryu, yang juga ketua Forklas 9 saat memberikan sambutan.
Melalui acara ini diharapkan kasus anak salah pilih jurusan sekolah/kuliah, atau terjebak pada karier yang tidak diminati, dapat dieleminasi. Munculnya beda pendapat antara anak dengan orang tua tentang pemilihan karier, dapat dipertemukan dan dikompromikan melalui obrolan di forum tersebut. (ono)
TEKSFOTO:
Suasana siswa SMP SAIM Surabaya saat presentasi rencana karier dan cita-cita di depan orang tua masing-masing.