Turonggo Satrio Budoyo merupakan sebuah kelompok seni yang terdiri dari pemain karawitan, penari jaranan, dan pengiring campursari yang bersemangat dalam melestarikan kebudayaan Jawa. Mereka tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mencoba menghadirkan sentuhan baru untuk tetap relevan di era modern ini.
Jaranan Turonggo Satrio Budaya bukanlah kelompok baru, kelompok ini sudah ada sejak tahun 1970 an dengan nama jaranan Karya Bakti. Kala itu, para sesepuh desa bahu membahu mengumpulkan uang untuk membeli peralatan sederhana demi menghidupkan kesenian Jaranan di Desa Purwodadi. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Berbagai tantangan sempat membuat aktivitas kelompok ini surut.
”Dulu kami mengalami pasang surut. Akhirnya pernah vakum cukup lama sampai akhirnya kurang lebih sekitar 4-5 tahun lalu, kami berinisiatif membangkitkan kembali kesenian Jaranan dengan nama Turonggo Satrio Budoyo” ungkap Mukhlis, pendiri kelompok.
Pada hari Sabtu, (10/02/2024) Mahasiswa KKN-T UNIRA Malang kelompok 14 yang berjumlah 15 orang dengan antusias mengikuti kegiatan rutinan karawitan jaranan campur sari yang diselenggarakan oleh Sanggar Seni Desa Purwodadi. Mereka berbaur dengan para warga desa, menikmati alunan musik tradisional yang merdu dan energik.
Kegiatan karawitan jaranan campur sari ini bukan hanya sebagai hiburan bagi para warga Desa, tetapi juga menjadi wadah untuk melestarikan budaya tradisional dan mempererat tali persaudaraan. Keikutsertaan para Mahasiswa KKN-T UNIRA Malang dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata peran aktif generasi muda dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Keberadaan mereka mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan menghargai warisan nenek moyang kita, sehingga nilai-nilai luhur dari masa lalu tetap terjaga dan terus menginspirasi generasi mendatang.
Pak Mukhlis, salah satu anggota Turonggo Satrio Budoyo, mengungkapkan “Kami berusaha untuk menjaga keaslian seni tradisional Jawa agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi muda,” ujarnya