SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Munculnya sebuah nama perempuan yang tiba-tiba menyeruak memperoleh suara cukup signifikan sebagai Caleg DPD menimbulkan pertanyaan. Tanpa rekam jejak, Caleg DPD Jatim ini disoroti aktifis perempuan Yuli sebagai upaya melemahkan gerakan aktifis perempuan.
"Sebagai aktifis perempuan saya mensupport Caleg Perempuan untuk menempati posisi strategis di negeri ini. Sayangnya saya melihat ada upaya pelemahan dengan ditampilkan sosok serupa untuk memotong rekam jejak," tutur Yuli dengan penjelasan merujuk pada nama Kondang Kusumaning Ayu yang menurutnya tidak bisa disamakan dengan rekam jejak aktifis perempuan Ning Lia Istifhama.
Sama sama pendatang baru dalam pemilihan Caleg DPD Jatim, Diketahui Ning Lia, kelahiran 12 Februari 1984 ini adalah aktivis sosial yang juga seorang advokat, penulis, akademisi, dan musisi. Ia anak dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH. Masykur Hasyim dengan Hj. Aisyah. Lia adalah keponakan Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Wanita 40 tahun ini meraih gelar S-1 tahun 2007 dari tiga kampus sekaligus antara lain Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Fakultas Muamalah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, dan Fakultas Dakwah STID Taruna Surabaya.
Ia meraih gelar Magister Ekonomi Islam pada 2013 dan Doktoral Ekonomi Islam dari UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2020.
Lia pernah aktif di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Fatayat NU, dan Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur. Lia juga menjabat sebagai Ketua DPD Perempuan Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur periode 2019-2024.
Ia juga masuk dalam 100 Tokoh Muda Nasional 2020 versi Aliansi Pemuda Nasional, 22 Tokoh Muda Inspirasi Jawa Timur 2020 versi Forum Jurnalis Nahdliyyin, dan Tokoh Milenial Literasi Jatim 2022 versi ARCI.
Ia juga menjadi Ketua Lembaga Bantuan Hukum Srikandi Bakti Insani 2022-2028 dan Ketua Yayasan unita 2022-2028.
Sementara itu tak banyak referensi terkait Kondang Kusumaning Ayu. Bahkan Kondang tak bersedia mempublikasikan profilnya di laman https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Dct_dpd/profil
Dikutip dari website unair.ac.id, Kondang merupakan alumnus Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) dan menempuh S-1 dengan skripsi berjudul "Gambaran Kecerdasan Emosional pada Wanita sebagai Orang Tua Tunggal akibat Perceraian" yang dipublikasikan tahun 2017.
Bagi Yuli, pemilik nama Yuliati Umrah
Direktut eksekutif alit indonesia
Salah satu tokoh 80. pemimpin terbaik dunia versi pemerintah AS, ini ada unsur kesengajaan.
"Buat saya ini ada unsur kesengajaan. Kan yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun dengan konstituennya gitu. Kalau kemudian orang-orang dengan tidak memiliki rekam jejak apapun dan tinggal nyatut gitu kan itu melemahkan aksi-aksi yang sudah dipupuk dan dilakukan secara sukarela oleh oleh tokoh-tokoh yang sudah kita harus kita support," lanjutnya.
Apalagi dengan kasus pencatutan foto Ning Lia sebagai bahan kampanye Kondang, ini jelas baginya tidak etis dan sebagai salah satu upaya melemahkan tokoh aktifis perempuan yang sesungguhnya.
"Gitu itu ya sebenarnya pola-pola untuk melemahkan gerakan perempuan itu salah satunya dengan memunculkan tokoh tanpa rekam jejak yang pakai profil tokoh dengan rekam jejak yg baik agar publik seakan akan memilih orang yang benar tetapi malah tertipu. Ini menunjukkan upaya pelemahan aktivis perempuan di ruang politik," ucap Yuli dalam wawancara dengan JatimSatuNews.