Banner Iklan

Disebut Gus Bay Mutiara Terpendam, Ning Lia: Kalau Soal Cantik Fisik, Terlalu Banyak Suhu-nya

Admin JSN
24 Februari 2024 | 15.54 WIB Last Updated 2024-02-24T09:09:54Z

 

Disebut Gus Bay Mutiara Terpendam, Ning Lia: Kalau Soal Cantik Fisik, Terlalu Banyak Suhu-nya

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Seperti diketahui, ada beberapa kejutan dalam Pemilu 2024 kali ini, diantaranya jurus foto cantik di surat suara yang dianggap lebih ampuh daripada rekam jejak. Fenomena ini menjadi perbincangan banyak pihak, terutama para aktivis, pengamat politik, dan tokoh masyarakat.

Dr. Suko Widodo misalnya. Pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengatakan bahwa visualisasi yang menarik memang berpotensi mempengaruhi opini publik. Foto-foto kandidat diedit agar menarik pemilih.

"Visualisasi yang menarik memang berpotensi mempengaruhi opini publik. Karenanya foto-foto iklan politik dibuat sedemikian rupa (diedit, dimudakan dan lain-lain) agar menarik pemilih, " kata Suko Widodo kepada awak media, Rabu (21/2/2024). 

Masyarakat memilih caleg berdasarkan penampilan, bukan kompetensi. Hal ini karena informasi tentang rekam jejak, prestasi, dan visi misi caleg seringkali tidak tersedia.

"Ketidak tersediaan informasi tentang rekam jejak, tentang prestasi dan rencana visi misi caleg tak pernah ada. Maka hal yang paling mudah dikenal adalah wujud fisik. Visualisasi memang berpotensi mempengaruhi opini publik, namun masyarakat harus lebih kritis dalam memilih caleg, " paparnya.

Berbicara profil caleg, beberapa waktu lalu KPU merilis link yang mana publik bisa mengetahui apakah calon wakil mereka di parlemen, membuka izin masyarakat untuk mengetahui profil mereka. Di Jatim misalnya, dari 4 besar yang nangkring di hasil perhitungan sementara real count KPU, hanya tiga nama yang membuka profil mereka, yaitu La Nyalla Mattalitti, Agus Rahardjo, dan Dr. Lia Istifhama, keponakan Khofifah Indar Parawansa.

Opsi bagi calon politisi untuk menyembunyikan keaslian mereka, ternyata menjadi celah munculnya calon politisi yang penuh misteri. Hal ini memantik perhatian Tokoh NU, seorang pendakwah yang dikenal dengan gaya ceramahnya yang selalu membius jamaah untuk tertawa ngakak.

Adalah Gus Bayhaqi Kadmi, pendakwah yang juga dikenal sebagai penulis dengan salah satu judul tulisannya yang viral, Chelsea Juara Sebelum Adzan Subuh, menyampaikan pandangannya tentang perpolitikan saat ini.

“Masyarakat memilih karena fisik, itu mungkin sudah hak mereka ya. Tapi keaslian dan kejelasan siapa yang dipilih, itu juga hak masyarakat. Ini penting untuk dijaga karena marwah demokrasi. Jika ingin menciptakan demokrasi yang bermartabat, maka langkah awal adalah membangun kejujuran,” jelasnya.

Gus Bay, panggilan akrabnya, menyeletuk soal kans kader NU yang masuk dalam pusaran politik 2024. Ia secara lugas memberikan kebanggaan karena Kader NU dimanapun selalu berani terbuka tentang jati dirinya dan mengikuti kompetisi secara fair.

“Kalau bicara dunia politik, harus diakui kader-kader NU dimanapun ruangnya berproses, selalu terbuka. Kader NU nyel tidak menonjolkan fisik, tapi kompetensi dan fair dalam kompetisi politik. Bahkan, tidak sedikit kader NU yang sebenarnya fisiknya sangat menjual, namun ia malah ingin menjual gagasan dan kerja nyata,” tegasnya.

Secara lugas, ia pun menyinggung sosok yang kini viral gegara perhelatan DPD RI Jatim, Dr. Lia Istifhama.

“Kalau bicara contoh nyata kader NU, yang kini viral kan ning Lia. Beliau ini menurut hemat saya, ibarat bunga putri malu.”

Bunga putri malu, dijelaskannya sebagai perumpamaan karakter yang tidak suka menonjolkan keunggulan diri.

“Ning Lia ini sosoknya terlalu kalem kelihatannya. Kadang terkesan sangat polos. Ia bukan tipe yang gercep mengambil panggung untuk menjadi pusat perhatian, tapi ia lebih suka diam duduk anteng di belakang. Mendengar orang bicara baru ia bicara jika ada kesempatan. Namun sebenarnya ia mutiara terpendam.”

“Saya sendiri, baru tahu secara langsung kecerdasan dan kesederhanaannya tatkala ia bicara depan publik. Ia suka mengapresiasi orang lain dan menjadikan orang lain sebagai contoh yang baik. Dan kecerdasan sangat nampak dengan gaya bahasa dan tutur katanya yang sistemastis. Awalnya terlihat kalem, tapi perlahan tampak tegas.”

Menyebut mutiara terpendam, gus Bay secara blak-blakan mengaku kecewa dengan gaya politik ning Lia yang terlalu menutup keunggulan dirinya sendiri.

“Ning Lia ini memang sangat baik, tapi kadang terlalu baik. Ia hanya bicara bagaimana ia berbuat kebaikan, tapi ia lupa bahwa ini politik yang mana bisa jadi ada celah lawan yang mencoba mencuri kesempatan yang sudah dibangunnya. Dan saya kira ning Lia bisa belajar banyak dari hikmah Pemilu 2024 ini. Bukan hanya ning Lia, ini juga pembelajaran untuk semua pihak,” tegasnya.

Di akhir, Gus Bay meyakini bahwa sosok keponakan Khofifah tersebut tetap lolos ke senanyan.

“Kalau soal kans lolos, sangat yakin. Karena indikator politik di kancah nasional, sudah melekat di sosoknya. Fisik cantik dan tinggi semampai, cerdas dan tegas juga ada, latar belakang keluarga dan pendidikan jelas, aktivitas sosialnya jelas, grass rootnya kuat. Ini semua sangat yakin menjadi kunci pengantarnya ke senayan sebagai senator,” jelas Gus Bay. 

Menanggapi penilaian tersebut Ning Lia Istifhama menyampaikan secara terpisah,  bahwa politik harus dipenuh dengan proses berperan secara cantik, bukan membranding diri harus selalu cantik.

"Peran yang harus cantik, cerdas, inovatif, Kreatif. Jika fisik saja, gak ada habisnya. Apalagi sekarang, terlalu banyak politisi super cantik. Terlalu banyak suhu, tokoh perempuan yang ahli dalam hal menjaga kecantikan," ucap Ning Lia menutup wawancara dengan JatimSatuNews.ANS

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Disebut Gus Bay Mutiara Terpendam, Ning Lia: Kalau Soal Cantik Fisik, Terlalu Banyak Suhu-nya

Trending Now