Separuh detik
Angin datang pada musim klasik
Masih terdengar suara riuh tetes demi tetes gerimis
Selepas terpaan angin merobek langit berselaput awan
Ada diaroma
Seratap duka dalam kurun tanpa masa
Pagi itu,
Angin klasik menerobos dinding
Dingin semakin berkuasa menjemput fajar menyelinap pilu diantara tulang-tulang
Sedang, jarum kecil masih memeluk detik-detik panjang
Sepotong kain bernama waktu teronggok
Belum selesai sang penyulam bekerja, namun ia sudah merongok
Kain itu punyaku
Selisik
Detik klasik
Bisakah aku meminta kau melanjutkan langkah yang belum berirama?
Atau, bisakah aku meminta hal sederhana;
Jadilah penyulam waktuku dengan detik-detik panjangmu
Suatu tempat, suatu waktu.