Atho'illah: "Brave and Believe" Role Model Generasi Emas Indonesia

Admin JSN
07 Januari 2024 | 18.44 WIB Last Updated 2024-03-21T08:53:53Z


ARTIKEL| JATIMSATUNEWS.COM: Siapa yang tak kenal dengan buku best seller "Selamat Tinggal Pacaran, Selamat Datang di Pelaminan"? Buku yang telah booming dikalangan milenial yang telah dicetak ribuan eksemplar sejak tahun 2016 ini adalah hasil karya tangan dingin pria visioner kelahiran Lumajang bernama Atho'illah. 

Mas Atho', begitu dia biasa disapa, ternyata bukan hanya penulis top, dia juga merupakan pengusaha muda handal. Banyak bisnis yang sudah digelutinya yang berbuah sukses sampai detik ini. Mulai dari bisnis kuliner, minuman, food and beverage, penerbitan dan percetakan buku, trading, workshop, training, design grafis, software development hingga jasa eksport dan import.


Berangkat dari passionnya dibidang literasi dan motivasinya untuk mengamalkan ilmu melalui tulisan, sejak duduk di bangku kuliah, ia sudah berhasil menulis beberapa buku. Salah satunya berjudul "Integrasi Berpikir", merupakan buku perdananya yang sempat dibedah diberbagai kampus di Malaysia. Tak disangka, bukunya ini mendapat apresiasi dari berbagai tokoh intelektual serta dari pegiat literasi Internasional. Kendati masih duduk di bangku kuliah semester 3, namanya mulai dikenal publik. Cuan pun mengalir di kantongnya karena telah menghasilkan 5 karya buku saat itu. Salah satunya yang bestseller adalah buku "Selamat Tinggal Pacaran, Selamat Datang di Pelaminan"

Buku-buku yang telah ia tulispun menuai banyak apresiasi dari kalangan intelektual muslim, baik tokoh nasional maupun cendekiawan muslim internasional. 

Beberapa bukunya juga telah diapresiasi oleh Presiden ke-6, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden ke-9, Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin. 
Kepiawaiannya dalam dunia literasi juga diakui oleh Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo, seorang tokoh Pendidikan Islam di Indonesia.
Buku "Integrasi Berpikir" juga pernah diapresiasi oleh Cendikiawan Muslim dari Malaysia, Prof. Dr. Wan Mohammad Nor Wan Daud, salah satu pendiri Institut Internasional Pemikiran dan Peradaban Islam yang juga murid utama dari Syekh Nauqib Al-Attas (seorang Cendikiawan Muslim dan tokoh Islamisasi Sains dunia dari Malaysia). 
Apresiasi dari kalangan ulama antara lain dari Prof. Dr. Habib Abdullah bin Muhammad Baharun (Rektor Universitas Al-Ahgaf Yaman) dan Habib Luthfi bin Yahya (seorang mursyid, anggota Dewan Pertimbangan Presiden). 
Selain itu, apresiasi juga berasal dari kalangan menteri, seniman hingga pegiat literasi terkenal di nusantara yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

Tak mau berhenti sampai di sini, dengan modal keuletannya dibidang literasi, ia akhirnya memutar ide untuk mengembangkan modal yang didapat dari menulis buku untuk melirik bisnis lainnya. Dia pun melabuhkan pilihannya ke bisnis kuliner. Selain karena kebutuhan pokok, perputaran uang yang cepat dibidang ini menjadi alasan dia berani terjun di dalamnya. 

Adalah Daksi Coffee yang merupakan bisnis pertamanya yang didirikan sejak tahun 2013, berlokasi di depan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dengan ketekunan dan keuletannya, dia berhasil mengembangkan Daksi Coffee hingga mempunyai beberapa anak cabang di kota Malang dan di kota kelahirannya, Lumajang.

Hingga kini, bisnis kuliner lainnya sudah menggurita. Sebut saja Ice Tea, Super Ketan, Es Buah, Lalapan Cah UIN, MilkUin, Rumah Makan, Bakso, Sosis Bakar dan Chicken Karage. Bahkan DeMilkShake, yang merupakan salah satu franchise viral, tidak lain adalah hasil besutan tangan dan ide kreatifnya. Tidak hanya itu, dia juga telah mendirikan perusahaan dibidang penerbitan dan percetakan bernama www.republikkarya.com. 

Selain kesibukannya menata bisnis, ia juga mengajar di beberapa kampus. Karena tak ingin terbatas di kampus saja, akhirnya ia lebih fokus untuk melebarkan sayap terhadap usaha-usahanya. Salah satu lulusan berprestasi dari Fakultas Tarbiyah UIN Malang ini tidak hanya saja berbisnis, namun ia juga berdakwah dan seringkali memberi motivasi di berbagai lembaga pendidikan, baik di sekolah-sekolah maupun diberbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa ia menamai warung kopinya dengan sebutan DAKSI (Dakwah dan Motivasi), begitulah image yang ingin dihadirkan di Daksi Coffee dan di berbagai cabang bisnisnya ke khalayak. 

Berbagai kegiatan berupa kajian, pelatihan dan seminar, baik di bidang literasi maupun di bidang enterpreneur telah diadakan di Daksi Coffee yang inspiratif itu. Acara-acara yang diadakan ini selalu sukses karena seringkali mengundang tokoh-tokoh inspiratif untuk berbagi ilmu sekaligus berbagi motivasi.

Sebut saja yang baru-baru ini hadir ke Daksi Coffee adalah Pak Agus Rahardjo (ketua KPK RI 2015-2019), Wirda Mansur (putri Ust Yusuf Mansur), Veve Zulfikar sekaligus ayahnya, Sayyid Zulfikar (selebgram dan qori' nasional) dan banyak lagi tokoh-tokoh muda yang pernah hadir di Daksi Coffee, seperti Boy Candra (penulis bestseller), Alfysaga (kreator terkenal), Candra Malik (seniman terkenal), Fatma Sarizar (selebgram), Mas Sabrang (vocalis Letto) dan banyak lagi tokoh-tokoh inspiratif lainnya. 

Mengalami pasang surut sudah menjadi hal biasa bagi seorang pembisnis, begitupun yang dialami oleh mas Atho'. Terutama ketika pandemi covid beberapa tahun silam yang membuat beberapa usaha kulinernya sempat ditutup sementara. Namun pria kelahiran Lumajang ini tak pernah patah semangat. Mottonya, "Keraslah pada proses, dan sabar pada hasil" benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Kecintaanya kepada dakwah juga tak menghentikan langkahnya untuk terus bersemangat menuai kemanfaatan.

Memulai bisnis dari nol sejak muda telah menempanya menjadi seorang motivator yang visioner. Dia masih terus ingin mengembangkan bisnisnya, bahkan jika perlu sampai go Internasional. Pengalaman di bidang jasa ekspor dan impor juga pernah ia geluti, terutama dibidang tembakau, makanan kering, kripik dan lain-lainnya. Dari pengalaman tersebut diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk memulai bisnis dan dakwah di luar negeri.

Mendapat banyak teman, relasi dan jaringan merupakan nilai positif dari kesibukannya saat ini, tapi ada harga juga yang harus dibayar. Terbatasnya waktu bersama keluarga karena seringnya bepergian ke luar kota merupakan salah satu resiko yang harus ditanggungnya. Disinggung terkait tips sukses bisnisnya, pendek saja dia berkata "brave and believe, berani dan yakin". Hingga kini, dia sudah memiliki puluhan karyawan dan 14 judul buku yang laris manis di pasaran. Selain menjadi wartawan, sampai saat ini ia juga masih aktif menulis, dan menjadi narasumber di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. 

(Lee)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Atho'illah: "Brave and Believe" Role Model Generasi Emas Indonesia

Trending Now