Penyuluhan dan Demo Pemanfaatan Agensi Hayati Trichoderma sp dan Streptomyces sp sebagai Biofungisida Bersama Kelompok Tani Dusun Ngadilegi Utara Desa Plintahan-Pandaan
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: erlu kita ketahui bahwa penggunaan fungisida kimia yang begitu banyak dan terus menerus akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan, seperti merusak tanah dan mengurangi kesuburan tanah. Selain itu bisa berakibat resistensi OPT dan residu fungisida yang mungkin akan menumpuk. Untuk mengurangi penggunaan fungisida kimia yang berlebih, maka digunakanlah pengendalian hayati (Biological control) yang merupakan pengendalian OPT (Organisme Penggangu Tanaman) oleh musuh alami atau agensi hayati. Salah satu contohnya adalah biofungisida.
Biofungisida memiliki efektivitas yang lebih dibandingkan fungisida kimia. Karena relative aman bagi lingkungan, dapat mengendalikan patogen, tidak menyebabkan resistensi OPT, dan mampu mendorong adanya fase revitalisasi tanaman serta bisa di buat sendiri oleh petani sehingga dapat meminimalisir biaya produksi.
Pada Jum’ at (02/12) peserta Bina Desa Agroteknologi 2023 UPN “Veteran” Jawa Timur melakukan kegiatan Demo dan penyuluhan pembuatan Biofungisida berbahan aktif Trichoderma sp dan Streptomyces sp dengan cara perbanyakan media EKG (Ekstrak Kentang Gula) di pendopo kelompok tani dusun Ngadilegi utara, desa Plintahan. Kegiatan demo dan penyuluhuan ini dilakukan guna meningkatkan kesadaran mengenai pemanfaatan agensi hayati sebagai biofungisida, khususnya biofungisida berbahan aktif Trichoderma sp dan Streptomyces sp memiliki manfaat sebagai oraganisme pengurai, stimulator pertumbuhan tanaman dan pengendali penyakit tular tanah, misalnya layu bakteri pada tanaman, layu fusarium, dan phytophtor.
Trichoderma sp dan Streptomyces sp memiliki meknisme dalam menghambat pertumbuhan patogen yaitu dengan kompetisi ruang dan nutrisi, hiper-parasitisme dan antibiosis. Trichoderma sp dan Streptomyces sp mampu mengeluarkan senyawa antibiotik yang berfungsi sebagai antifungal dalam menghambat pertumbuhan dan bahkan menjadi mikroparasit jamur patogen, dan dapat menghasilkan enzim kitinase yang mampu merombak dinding sel patogen. Penggabungan (Konsorsium) agensi hayati Trichoderma sp dan Streptomyces sp sebagai biofungisida lebih kompatibel dibandingkan tanpa penggabungan, karena agensi hayati Trichoderma sp dan Streptomyces sp mampu berkerja sama dengan sangat optimal dalam mengendalikan OPT dan memperkuat ketahanan tanaman.
Melihat banyaknya manfaat dari biofungisida tersebut, maka kegiatan demo dan penyuluhan perlu dilakukan. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar para petani dapat terampil dalam pembuatan biofungisida secara mandiri. Dengan demikian diharapkan para petani di dusun Ngadilegi utara, desa Plintahan lebih meningkatkan penggunaan agensia hayati dalam mengendalikan OPT sebagai pengganti fungisida kimia secara berkelanjutan.
Penulis : Tim Bina Desa Agroteknologi UPN Veteran Jatim
Email : bindesagt@gmail.com