Minim Ketersediaan Pupuk, Mahasiswa KKN UPN Jatim Perkenalkan Petani Urangagung Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit Buah
SIDOARJO | Kuliah Kerja Nyata (KKN) Teknik Kimia - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Kelompok 8 memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POCA) dengan pemanfaatan limbah dapur berupa kulit buah di Kelurahan Urangagung, Kabupaten Sidoarjo.
Urangagung merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, berjarak ±9 km dari alun-alun Sidoarjo. Kelurahan ini memiliki banyak potensi sumber daya alam, seperti kacang hijau, padi, tebu, dan lain sebagainya. Anwar, selaku lurah di kelurahan Urangagung itu menuturkan, mayoritas mata pencaharian warganya adalah petani, dikarenakan sebagian besar wilayah kelurahan Urangagung adalah sawah. Hal tersebutlah yang mendasari pihak penyelenggara beserta dosen untuk memilih kelurahan Urangagung sebagai lokasi pelaksanaan KKN Kelompok 8.
Para peserta KKN-pun melakukan survei tempat dan wawancara ke beberapa tokoh masyarakat. Saat ditemui, Herman sebagai salah satu petani di Urangagung menyampaikan keluh kesahnya, "Petani di sini merasa ketersediaan pupuknya sedikit karena subsidi dari pemerintah dikurangi. Kalau beli pupuk kimia juga mahal dan dampaknya buruk untuk lingkungan.". Maka dari itu, dibuatlah produk POCA ini yang merupakan hasil dari pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh para petani di sekitar daerah Urangagung
Sumber daya alam Indonesia dikenal sangat berlimpah, bahkan limbahnya pun juga bisa diolah menjadi barang bermanfaat. Seperti limbah dari kulit buah dan tetes tebu dapat dipergunakan sebagai pupuk organik cair. Limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah merupakan sisa produksi, baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia. Pemanfaatan limbah dapat menjadi cara untuk mengurangi tingkat penumpukan sampah sehingga lingkungan sekitar lebih bersih.
Dilansir dari penelitian Marjenah dkk. pada tahun 2017, limbah kulit buah-buahan dan tetes tebu dapat dijadikan sumber bahan baku alternatif yang potensial untuk menghasilkan pupuk organik cair. Pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur yang terdapat di dalamnya sudah terurai dan untuk aplikasi pupuk bisa lebih mudah. Beberapa keuntungan pupuk organik dibandingkan jenis pupuk lainnya.
1. Mengandung bahan kimia rendah
Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya rendah yaitu maksimal 5%.
2. Pemupukan lebih merata
Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini karena pupuk organik cair dapat larut 100%.
3. Meningkatkan kelestarian lingkungan
Selain berfungsi untuk tanaman, pupuk organik cair juga mampu mengurangi jumlah limbah yang terdapat di lingkungan dan menyehatkan lingkungan karena pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik.
Walaupun bahan-bahan organik masih dapat dimanfaatkan menjadi produk bernilai tinggi, namun penggunaan bahan harus tetap diperhatikan dalam batas wajar agar penumpukan sampah tidak semakin tinggi dan mencemari lingkungan sekitar