ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Desa Kalipucang Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, tempat mahasiswa bina desa kelompok 11 UPN ’Veteran’ Jawa Timur merupakan desa yang mayoritas utama petani disana adalah petani kopi. Komoditas utama di desa salah satunya adalah kopi bahkan mahasiswa setiap hari disediakan kopi oleh warga sekitar.
Namun kurangnya pemanfaatan produk kopi disana membuat mahasiswa bina desa mempunyai inovasi dengan cara membuat pupuk cari dari ampas kopi. Untuk alasannya sendiri bisa dibilang ampas kopi termasuk salah satu limbah rumah tangga jika terus-terusan dibuang saja tanpa pemanfaatan. Ampas kopi jika dibuang bersama dengan sampah rumah tangga yang lainnya dapat berdampak buruk bagi lingkungan karena kopi mengandung karbon yang dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
Limbah ampas kopi juga dapat menjadi racun bagi lingkungan karena kandungan kafein, tanin dan polifenol di dalamnya. Selain itu, ampas kopi disebut dapat merusak lingkungan karena untuk mengurai ampas kopi membutuhkan oksigen yang banyak. Seperti yang kita tahu coffee shop yang sedang menjamur namun belum banyak pemilik coffee shop yang memanfaatkan limbah
ampas kopi.
Maka dari itu pentingnya memanfaat limbah ampas kopi. Salah satu caranya
adalah dengan menjadikan ampas kopi sebagai pupuk organik. Dikarenakan mayoritas atau rata-rata penduduk desa mempunyai kebun kopi sendiri, maka semakin banyaknya kopi yang dikonsumsi dan akibatnya limbah ampas kopi juga semakin banyak. Sungguh sia-sia jika tidak dimanfaatkan. Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa nutrisi yang terdapat pada ampas kopi bermanfaat bagi tanaman.
Penggunaan pupuk kimia sintetik yang berlebihan dan terus-menerus akan berdampak pada kerusakan tanah dan menyebabkan bertahannya bahan kimia buatan di dalam tanah. Oleh karena itu, pupuk organik
merupakan alternatif pengganti pupuk sintetik karena merupakan pupuk yang lengkap ditinjau
dari kandungan unsur makro dan mikro serta kandungan organisme bermanfaat bagi tanah.
Ampas kopi merupakan endapan atau residu yang tertinggal setelah proses pembuatan kopi. Biasanya berbentuk butiran atau bubuk yang terdiri dari bubuk kopi yang tidak larut dalam air. Kopi bubuk dibuat dengan cara menggiling biji kopi dan menyeduhnya dengan air mendidih. Setelah menyeduh kopi, ampas kopi biasanya tertinggal di alat seduh seperti mesin press Prancis, pembuat kopi tradisional, atau penyaring kertas. Beberapa orang lebih suka membuang ampas kopinya, sementara yang lain menggunakannya untuk keperluan lain.
Kegunaan ampas kopi yang ingin dimanfaatkan di desa yaitu pembuatan pupuk cair. Ampas kopi dapat digunakan sebagai pupuk organik. Nutrisi seperti nitrogen, kalium, dan fosfor yang terdapat pada ampas kopi dapat memberikan efek positif bagi tanaman.
Untuk cara pembuatan pupuk cair dari ampas kopi ini sangat simple yaitu :
1. Menimbang 1kg ampas kopi
2. Mencampur gula 20 gr dengan EM-4 20 ml lalu campur ke dalam ampas kopi
3. Tutup rapat pada bak untuk fermentasi selama 14 hari
4. Setelah itu pisahkan ampas dengan cairan yang telah difermentasi
5. Pengemeasan pupuk cair pada botol