FPK Kabupaten Pasuruan Telusuri Jejak Untung Suropati di Kota Tua Jakarta

Admin JSN
20 Desember 2023 | 09.43 WIB Last Updated 2023-12-20T04:57:41Z

FPK, Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan yang diketuai Gus Bay datang berkunjung ke kota tua.

JAKARTA |JATIMSATUNEWS.COM: Kota Tua Jakarta atau Batavia pada zaman kolonial Belanda telah menjadi saksi bisu sejarah perdagangan dan perbudakan di masa lalu. Terukir dalam kenangan yang tak terlupakan. Memahat diantara gedung-gedung cagar budaya yang masih kokoh, beragam kisah pribumi yang betinteraksi dengan kaum borjuis penjajah, termasuk kisah cinta Untung Suropati Pahlawan nasional yang meninggal di Pasuruan.

Memantik FPK, Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan yang diketuai Gus Bay datang berkunjung. Menelisik, menelusur, mengambil hikmah dari kisah Untung Suropati. Berkunjung ke Kota Tua Jakarta, membincangkan hebatnya Untung Suropati, Bupati ke 5 Kabupaten Pasuruan, Rabu 13/12/2023

Untung Suropati, abadi namanya dalam sebuah kawasan bernama Taman Suropati. Taman di kota Jakarta Pada awalnya nama taman ini diambil dari nama wali kota Batavia pertama, G.J. Bisshop. Merupakan pusat kawasan Menteng, berada tepat di antara pertemuan tiga jalan utama, yaitu Menteng Boulevard, Orange Boulevard, dan Nassau Boulevard. Lapangan yang kini disebut sebagai Taman Suropati ini sejak tahun 1920 sudah menggantikan lapangan bundar yang luas dalam Rencana Moojen. Taman Suropati, yang disebut-sebut sebagai titik nol Republik Indonesia, menjadi taman yang rindang dan sejak beberapa tahun yang lalu dihiasi dengan patung-patung karya pematung dari negara-negara pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Sebuah tempat yang menyimpan cerita yang menarik tentang perjalanan hidup seorang budak kecil yang berubah menjadi tokoh penting dalam sejarah.

Namanya Untung Suropati, seorang anak kecil yang dibeli sebagai budak di pulau Bali. Nasib membawanya ke Batavia, tempat di mana wajah tampannya menarik perhatian seorang petinggi Belanda yang kemudian mengangkatnya sebagai anak. Di tengah perjalanan hidupnya, ia menjalin persahabatan erat dengan Suzzana, hingga akhirnya cinta di antara keduanya tumbuh tanpa dapat dihindari, menikah membuatnya dijebloskan ke penjara oleh mertuanya, perwira Batavia bernama Moor.

Baca Juga: FPK Kabupaten Pasuruan Pererat Tali Kebangsaan, Studi Tiru ke FPK Lebak Banten

Untung Suropati ditawan dan memulai perlawanan melawan penindasan bersama kaum pribumi dari berbagai etnis, lolos dan menjadi buron.

Pada tahun 1683, VOC berhasil mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa, sang raja Banten. Putra sang raja yang bernama Pangeran Purbaya melakukan pelarian ke Gunung Gede. Setelah melalui proses yang panjang, pangeran memutuskan menyerah asalkan dijemput oleh perwira VOC pribumi. Beruntungnya, Untung Suropati telah menerima tawaran sebagai tentara VOC dan dilatih ketentaraan. Diberi pangkat letnan dan saat itu ditugasi untuk menjemput Pangeran Purbaya.

Untung yang tiba di Kartasura kemudian mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada Patih Nerangkusuma, ayahnya, yang juga tokoh anti VOC. Untung gencar melakukan desakan kepada Amangkurat II untuk melanggar kesepakatan dengan Belanda. Nerangkusuma kemudian menikahkan Gusik Kusuma dengan Untung Surapati.

Pada Februari 1686, Kapten François Tack yang merupakan perwira VOC senior tiba di Kartasura untuk menangkap Untung Surapati. Amangkurat II yang telah dipengaruhi Nerangkusuma, pura-pura membantu VOC. Pertempuran pun tidak terhindarkan. Pasukan VOC sebanyak 75 orang tewas, termasuk Kapten Tack yang tewas di tangan Untung.

Amangkurat II yang takut pengkhianatannya terbongkar kemudian merestui Surapati dan Nerangkusuma untuk merebut Pasuruan. Di Pasuruan, Surapati berhasil mengalahkan Anggajaya, Sang bupati. Untung Surapati pun menjabat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

Pada bulan September 1706 gabungan pasukan VOC dibawah pimpinan Mayor Goovert Knole menyerang Pasuruan. Pertempuran tersebut menewaskan Untung Surapati pada tanggal 17 Oktober 1706.

Kisah hidupnya yang penuh liku dan perlawanannya pada penjajah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Jakarta. Taman Suropati seolah menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya. Bukan hanya tokoh bagi masyarakat Pasuruan, Untung Suropati juga tokoh bagi warga Jakarta. Taman Suropati kini menjadi tempat yang menyimpan kenangan akan perjalanan seorang pemberontak yang akhirnya menjadi pemimpin di tanah yang jauh dari tempat kelahirannya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • FPK Kabupaten Pasuruan Telusuri Jejak Untung Suropati di Kota Tua Jakarta

Trending Now