BIOCHAR: Inovasi Bio Briket Dari Limbah Peternakan

Admin JSN
03 Desember 2023 | 14.49 WIB Last Updated 2023-12-03T08:17:44Z

BIOCHAR: Inovasi Bio Briket Dari Limbah Peternakan 

(Kelompok 9 Bina Desa Batch II Galengdowo)

ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Kumpulan mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur yang tergabung dalam program kampus merdeka Binadesa di kawasan desa Galengdowo Kabupaten Jombang. Kelompok 9 Binadesa di Desa Galengdowo Kabupaten Jombang yang terdiri dari delapan mahasiswa yaitu Ade Naufal, Zulkaisi, Prasdinata, Hawa Aritma, Fifit Susilawati, Arni Mashita, Evrina Cahya, dan Annisa Kurnia, kini dari kami memberikan sebuah pemanfaatan limbah dari kotoran peternakan warga yang kami olah menjadi biobriket, yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar tungku pembakaran ataupun arang. 


Biobriket merupakan gumpalan atau batangan arang dengan menggunakan bahan lunak yang diproses atau diolah menjadi bahan arang keras. Tujuan dari pembuatan ini yaitu untuk mengurangi limbah kotoran ternak yang selama ini hanya disalurkan sebagai pupuk tanaman warga, sisanya hanya di diamkan hingga berbaur di tanah. Maka dari itu kami memutuskan untuk mengambil dan mencoba mengolahnya menjadi BIOCHAR yaitu biobriket yang terbuat dari limbah kotoran ternak ditambahkan dengan bahan perekat tepung tapioka. Dengan adanya briket, berfungsi sebagai pengendalian sampah atau limbah pabrik. Briket dapat mengurangi pencemaran akibat penggunaan bahan bakar fosil. Perlu adanya penggerak kepada warga desa untuk mulai menggunakan energi hijau yang ramah lingkungan.

Pada proses pembuatan biobriket menggunakan bahan baku kotoran ternak dengan tambahan tepung tapioka. Proses yang dilewati kotoran ternak yaitu proses karbonisasi yaitu dengan dibakar didalam tungku pembakaran dengan di tutup kaleng sehingga tidak masuk oksigen yang berlebih. Dari proses tersebut maka akan dihasilkan arang hitam, arang hitam kemudian dihancurkan dan diayak menggunakan ayakan hingga yang tersisa hanya butiran halus saja. Pembuatan bahan perekat dengan tepung tapioka dapat dilakukan dengan tambahan 6 gram tepung tapioka dengan 60 mL air kemudian dipanaskan diatas kompor aduk hingga homogen sampai tercipta tekstur yang lengket seperti lem putih.

Pencampuran dalam pembuatan biobriket dalam dilakukan dengan sekali pengadukan 50 gram arang hitam limbah kotoran ternak ditambahkan dengan bahan perekat yang sudah dibuat sesuai dengan penjelasan dan perbandingan sebelumnya. Kemudian dilakukan pengadukan hingga homogen (tercampur rata seluruhnya). Adonan dari briket sudah siap untuk dicetak, pencetakan dilakukan dengan menggunakan alat sederhana yaitu pipa dan sepotong kayu yang menjadi alat pres (penekan) sehingga hasil biobriketnya nanti akan padat dan tidak mudah hancur. 


Briket yang telah dicetak kemudian dijemur dengan cara diangin – anginkan dan jangan terlalu terkena sinar matahari berlebihan karena akan menyebabkan briket menjadi retak dan pecah. Biobriket yang telah selesai kemudian akan kami sosialisasikan kepada warga desa agar kedepannya hal ini akan dijalankan oleh warga untuk menjadi pemanfaatan berkelanjutan sehingga limbah kotoran ternak tidak berserakan lagi. Demikian program yang kami jalankan pada desa galengdowo, semoga inovasi ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • BIOCHAR: Inovasi Bio Briket Dari Limbah Peternakan

Trending Now