Pemilihan siswa kelas 7 sebagai target sosialisasi didasarkan pada fakta bahwa mereka berada pada tahap penting dalam memahami implikasi penggunaan media sosial dan sementara mereka masih dalam tahap awal eksplorasi aktivitas media sosial dan sebelum terpapar secara lebih luas dengan isu-isu kompleks yang terkait dengan media sosial di masa mendatang.
Bapak Mepi, S.Sos. M.M.Pd selaku kepala sekolah menyambut baik kegiatan yang kami adakan di sekolahnya. Kegiatan psikoedukasi yang diikuti oleh 37 siswa kelas 7 semester 1 ini diharapkan mampu membekali mereka untuk paham etika bermedia sosial. Selain itu, membuat mereka bijak dalam penggunaan media sosial dalam pembelajaran maupun kegunaan HP yang dimiliki.
“Kebetulan sekolah kami sedang dalam pembangunan, jadi kami memutuskan untuk hybrid, tentunya anak-anak pasti menggunakan alat komunikasi dan apapun teknologi salah satunya HP untuk menunjang aktivitas belajar.”Ujar kepala sekolah
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, sosial media tidak asing lagi untuk masyarakat. Di era serba digital ini, sosial media menjadi bagian yang melekat pada kehidupan sehari-sehari. Menurut laporan dari we are social, jumlah pengguna sosial media mencapai 167 juta orang pada Januari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4% jumlah dalam negeri. Kegunaannya tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi tempat untuk mencari hiburan, tempat promosi produk dan jasa, dan informasi seputar pendidikan sangat mudah didapatkan melalui media sosial. Banyaknya pengguna media sosial tentunya memiliki dampak tersendiri bagi para siswa, baik dampak negatif maupun dampak positif. Apabila siswa tidak melakukan media sosial dengan bijak tentu akan menimbulkan beberapa permasalahan seperti, kekerasan, cyberbullying, pencurian, penipuan dan berita Hoax. Hal ini juga selaras dengan pendapat kepala sekolah
“Kita sebagai pihak sekolah juga jangan tutup mata, sebagai makhluk sosial kita juga harus berkomunikasi, dan komunikasi ini tidak selalu tatap muka bisa menggunakan media sosial juga. maka dari itu, anak-anak juga harus tahu etika dalam berkomunikasi ini sehingga perlu pengawasan dan edukasi ” Ujarnya
Siswa kelas 7 mulai aktif memanfaatkan platform media sosial, karena masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama mendorong mereka untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Di sisi lain SMP Negeri 3 Ngamprah sedang menerapkan pembelajaran hybrid yang menuntut penggunaan media sosial, sehingga membuat para siswa lebih terlibat dalam interaksi di sosial media. Siswa harus belajar berinteraksi dengan baik di media sosial, menghormati teman sebaya dan guru di sekolahnya. Selain itu, mereka juga perlu memahami konsekuensi dan dampak sosial dari postingan mereka. Tidak hanya itu, dengan adanya edukasi ini dapat mendorong siswa untuk membagikan kegiatan positif serta belajar mengapresiasi karya orang lain. Kepala sekolah juga menyetujui hal tersebut, sehingga dengan mengintegrasi pengetahuan terkait kegunaan sosial media akan mendukung perkembangan mereka sebagai individu yang berpengetahuan, aman, bertanggung jawab dalam dunia digital kedepannya.
“siswa-siswi ini kan datang dari latar belakang yang berbeda sehingga rasa ingin tahu mereka terkait sosial media juga sangat beragam. makanya kita ingin memberikan pembelajaran terkait sosial media ini sesuai dengan usia perkembangannya” Ujar kepala sekolah.
Pada pelaksanaannya, pertama, penulis memberikan soal-soal pre-Test yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh mereka mengenali dan mengerti bahaya yang terjadi akibat media sosial. Kedua, memberikan penjelasan terkait materi cerdas bermedia sosial yang didalamnya juga terdapat materi etika bermedia sosial. dalam penjelasannya, siswa-siswi diberikan pengetahuan mengenai arti media sosial, kegunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari dan penunjang pendidikan, serta menjelaskan dampak positif dan negatif yang ada di media sosial. selain itu, penulis juga menjelaskan dampak yang terjadi ketika media sosial tidak digunakan dengan bijak. penampilan video terkait cyber bullying juga dilakukan dan memberikan penjelasan lebih dalam kepada siswa-siswi tentang indikasi terjadinya cyber bullying tersebut. kemudian di akhir kegiatan, diberikan post-test dan dilanjutkan dengan tanya jawab serta diskusi.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, penulis berharap bahwa mereka mampu menggunakan media sosial dengan bijak dan mengakses informasi untuk menunjang pendidikannya. sehingga kegunaan HP buka hanya sekedar untuk hiburan tetapi juga sebagai alat mereka untuk berkreasi.
Penulis : Niken Restu M