Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Nanopartikel: Wujud Nyata Kontribusi Dosen UM dalam Mewujudkan Kurikulum Merdeka di SMA

Eko Rudianto
08 November 2023 | 08.23 WIB Last Updated 2023-11-08T18:23:22Z


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Nanoteknologi yang populer dalam dekade terakhir mendorong pemerintah dan akademisi untuk giat mengedukasi dan melaksanakan program tentang teknologi tersebut. Salah satu program tersebut dilakukan melalui kurikulum terbaru, yaitu Kurikulum Merdeka di tingkat SMA.

“Di dalam Kurikulum Merdeka tingkat SMA, ada materi baru yaitu tentang nanoteknologi yang harus kami sampaikan ke siswa, dan kami sebagai guru kadang masih bingung dan belum menguasai betul materi tersebut sehingga alangkah baiknya jika dari pihak kampus sebagai ahli memiliki program untuk membantu kami para guru ini” ujar Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia Kabupaten Malang, Denywati, S.Pd. saat para dosen Kimia Universitas Negeri Malang (UM) melakukan pengabdian kepada Masyarakat di SMAN 1 Tumpang pada tahun 2022 lalu.

Menindaklanjuti permasalahan yang disampaikan MGMP, sekelompok dosen Kimia UM melakukan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) lanjutan pada tahun 2023 ini dengan tema Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Nanopartikel dan Pembelajarannya Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Kimia Kabupaten Malang dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Tingkat SMA.

“Kegiatan PkM yang kami lakukan meliputi penguatan materi tentang nanoteknologi dan dilanjutkan pelatihan pembuatan nanopartikel. Nah, pelatihan ini kami laksanakan di laboratorium Kimia Anorganik UM dengan melakukan kegiatan praktikum pembuatan nanopartikel dari oksida logam besi, mangan dan tembaga dengan berbagai metode. Kami mengharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi guru-guru Kimia di Kabupaten Malang tentang nanoteknologi sehingga pengalaman belajar siswa SMA dalam implementasi Kurikulum Merdeka bisa berjalan dengan maksimal.” ujar salah satu dosen Kimia UM yang kerap disapa Bu Meyga.

“Aplikasi nanoteknologi di Indonesia masih belum maju seperti negara-negara lain, jika memang materi nanoteknologi ini nantinya konsisten diajarkan sedari SMA, maka besar kemungkinan para siswa akan tertarik di bidang tersebut sehingga nantinya nanoteknologi Indonesia dapat berkembang pesat”. Lanjutnya

Saat pelatihan pembuatan nanopartikel secara langsung, para guru sangat senang dan antusisas karena ini adalah hal dan pengalaman baru bagi mereka. 

“Senang sekali rasanya saat digandeng menjadi rekanan untuk kegiatan pengabdian, bagi kami ini adalah berkah yang luar biasa karena kami bisa mempelajari langsung dari ahlinya tentang apa itu nanopartikel dan kami juga mendapatkan pengalaman bagaimana praktikum pembuatan nanopartikel secara langsung serta mendapatkan pendampingan saat implementasi di sekolah” ujar Deywati. 

Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat bermanfaat dan benar-benar dibutuhkan di lapangan.

“Mudah-mudahan ke depan jika ada kegiatan semacam ini lagi, organisasi kami mendapatkan kesempatan menjadi rekanan kembali” tambahnya dengan penuh harap. 

Keberhasilan dan antusiasme para guru terhadap kegiatan PkM ini, mencerminkan betapa dibutuhkannya solusi dan kerjasama antara sekolah dan Perguruan Tinggi dalam membangun pendidikan Indonesia. Para dosen Kimia UM juga berharap di tahun-tahun yang akan datang kegiatan PkM nanoteknologi terus berlanjut dengan kajian lebih mendalam atau di skala peserta yang lebih besar sehingga inovasi pembelajaran dan teknologi tepat guna (nanopartikel) di sekolah melalui implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan sinergis dan maksimal.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Nanopartikel: Wujud Nyata Kontribusi Dosen UM dalam Mewujudkan Kurikulum Merdeka di SMA

Trending Now