PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Semarak malam akhir pekan di SMA Syarif Hidayatullah Grati Pasuruan tercipta melalui Jambore Kebangsaan. Kecintaan pada tanah air menampak usai acara Cerdas Cermat Sunyi mengangkat tema pahlawan, Sabtu 19/11/2023.
Mulai menggetarkan sejak acara pembukaan dengan nyanyian lagu Indonesia Raya dan Subhanul Waton, peserta juga guru-guru tak beranjak hingga malam datang.
Kepala Sekolah Prija Jatmika menyatakan bahwa ini adalah momen bersejarah bagi sekolah, khususnya karena melibatkan dukungan pemerintah dari Bakesbangpol, Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik sebagai sponsor acara, serta FPK, Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan sebagai penyelenggara.
FPK Kabupaten Pasuruan yang diketuai oleh Gus Bayhaqi Kadmi menjadi tutor tunggal yang membuka acara. Materi tentang Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara disampaikan melalui presentasi yang menarik, menggambarkan perjuangan Pahlawan Indonesia dari masa penjajahan hingga kehadirannya dalam media modern.
Berturut slide gambar menampilkan Kisah heroik Tjut Nyak Dien dan Suaminya Tengku Umar. Selanjutnya ada KH. Ahmad Dahlan dan istri Nyai Walidah, Bung Karno dan Fatmawati juga tokoh pendiri NU KH. Hasyim Asy Ari dan putranya KH Wahid Hasyim yang sama-sama merupakan pahlawan nasional.
Tak ketinggalan pahlawan etnis China John Lee juga dari Etnis Arab Abdurrahman Baswedan ditampilkan, juga kisah tentang Ibu Sud dan lagu-lagunya yang menyentuh rasa nasionalisme. Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional yang ditetapkan tahun ini hingga pahlawan imajinasi seperti Gundala, Gatot Kaca dan Sriasih juga dibahas tuntas. Menambah pengetahuan siapapun yang hadir tentang Pahlawan Indonesia.
Menyedot perhatian peserta hingga jelang kumandang Maghrib. Salah satu sesi yang mencuri perhatian adalah "Cerdas Cermat Sunyi" yang berlangsung lepas isya'.
Konsep unik ini tanpa suara, tanpa telepon genggam, dan tanpa gangguan suara apa pun, merupakan ide dari ketua FPK, Gus Bayhaqi Kadmi, dikemas apik menjadi umpan balik pengetahuan tentang Pahlawan dari materi yang telah dibawakan di awal acara.
"Peserta harus menjawab soal yang diberikan di kertas, tanpa suara dan tanpa alat bantu apapun. Potensi gangguan suara harus dihindari sepenuhnya," ungkap Gus Bay.
Puluhan siswa peserta dibagi menjadi 5 kelompok dengan nama Pahlawan. Aturan dibagi menjadi 3 Sesi. Pertama skor 100 untuk jawaban benar, kedua skor 100 untuk yang benar dan dikurangi 50 untuk yang salah, sedangkan sesi ketiga paling menggemaskan 200 untuk yang benar dan dikurangi 100 bagi yang salah.15 soal untuk 3 sesi diberikan panitia yang merupakan pengurus FPK,Forum Pembauran kebangsaan. Masing-masing soal memakan durasi 30 detik.
"Siapakah Nama Pahlawan etnis China," tanya host dari FPK.
"Siapakah nama pahlawan yang lahir di Pasuruan? "
"Siapakah nama pahlawan yang tertera di dalam uang kertas Rp. 50.000 an?"
Peserta menulis jawaban dalam satu lembar kertas kecil, panitia menghitung detik 1,2,3 lalu mengambil kertas dan langsung menilai untuk ditulis di papan score. Begitu seterusnya hingga sesi tiga berakhir.
Juara pertama dari kelompok Pangeran Diponegoro berhasil meraih total nilai 1300, mendapatkan hadiah uang tunai senilai 200.000. Disusul oleh pemenang kedua nilai 900 yang memperoleh 150.000, pemenang ketiga100.000, dan bagi yang tidak menang mendapatkan penghargaan sebesar Rp. 50.000.
Puncak acara ditandai dengan penyerahan kenang-kenangan berupa buku Jejak Pembauran Kebangsaan dan Quotes Kebangsaan karya FPK Kabupaten Pasuruan kepada kepala sekolah Prija Jatmika atau akrab dipanggil pula Pak Wayan. Foto bersama mengakhiri rangkaian acara. Ans