LITERASI
Pulo Lasman SimanjuntakPUISI | JATIMSATUNEWS.COM: Bila penyair bergulat atau senantiasa bergumul dengan batin, maka jadilah sebuah puisi yang sangat memprihatinkan.
"Puisi terbaru, terkini, dan terbaik atau 3 T yang saya tulis di bawah ini menggambarkan suatu pergumulan hebat, tak pernah putus dari penderitaan dan kesengsaraan kehidupan sebagai anak-anak Tuhan," ujar Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak, 62 tahun, di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), Kota Tangerang Selatan ini ingin menyajikan.sebuah puisi yang kaya akan metafora dan imajinasi yang sangat liar.
"Sebagai penyair saya ingin tuangkan segala pergumulan batin yang diangkat menjadi larik dan bait sajak yang dapat dinyanyikan tanpa harus meneteskan air mata," kata penyair yang sehari-harinya dikenal sebagai seorang rohaniawan ini.
Karya puisi Penyair Pulo Lasman Simanjuntak telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal.
Saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 berjudul MEDITASI BATU.
Selain itu karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 26 buku antologi puisi bersama seluruh penyair di Indonesia.
Sejak tahun 1980-2023 karya puisi Penyair Pulo Lasman Simanjuntak telah dimuat di 25 media cetak, dan dipublish (tayang) pada 130 media online (website) di Indonesia dan Malaysia.
Karya puisinya juga telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab Melayu.
Beberapakali diundang membaca puisi di area Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta.
Berikut karya sajaknya di bawah ini.Selamat membaca.
Sajak
SEPTEMBER MENGERIKAN, OKTOBER MENCEMASKAN, NOVEMBER MEMATIKAN
September mengerikan
oktober mencemaskan
November mematikan
itulah nubuatanmu, sayang
tinggal tubuh membusuk
berserakan tulang belulang
Akhirnya datang juga
kabar dari pulau terkebelakang
membawa seperangkat perzinahan
paling memalukan
untuk sepasang pelayan tuhan
September mengerikan
oktober mencemaskan
november mematikan
tersembunyi pada kelamin
musim kemarau
menularkan benih-benih memabukkan
Airmata terkuras
penyakit berjatuhan
hingga kemelaratan
meluncur deras dari genting rumah
dipeluk oleh tangan-tangan memilukan
Jadi nyata di pelupuk mata
mereka pengantin terluka
membawa pisau kekejian
tanpa gelar pesta
paling menjijikkan
Untukku yang saat ini terkapar
selama musim berkepanjangan
ditiup api
cuaca yang terbakar
Jakarta, Kamis, 9 November 2023