Uruslah Istrimu Sendiri Jangan Urus Istri Orang Lain, Kapus KUB dalam Simposium Penguatan Kebijakan Moderasi Beragama

Admin JSN
20 Oktober 2023 | 07.43 WIB Last Updated 2023-10-20T00:50:13Z
H. Wawan Djunaidi  dan moderator  Muharrami
SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Menjelaskan rumusan paling sederhana tentang moderasi beragama Kapus, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Republik Indonesia menganalogikan dengan pilihan memiliki istri. 

H. Wawan Djunaedi menyatakan hal ini ketika menjadi keynote speaker Simposium Penguatan Kebijakan Moderasi Beragama di Hotel Movenpick Kamis, 19/10/2023.

"Uruslah istrimu sendiri, jangan urus istri orang lain. Artinya jangan mencemooh sembahan orang lain, karena itu juga dilarang agama.  Kita meyakini agama yang kita miliki paling benar, titik jangan ada koma dengan tetapi. Inilah moderasi beragama," papar H. Wawan

Selanjutnya, lelaki yang pernah mengenyam pendidikan pesantren selama 7 tahun di PIQ Singosari ini menjelaskan tentang Peran Lembaga Pemerintah dan Ormas Keagamaan dalam Merawat Kerukunan Umat Beragama H.Wawan menyebut 4 hal. 

"Pertama yakni Mengedepankan nilai kemanusiaan dan kebangsaan, menekan sentimen perbedaan, kedua agama atau aliran Mempromosikan Moderasi Beragama, ketiga Menolak Ekstremisme Beragama Menguatkan Fatsun Politik di kalangan umat beragama dan keempat adalah Mengedepankan mediasi dalam penyelesaian masalah keagamaan," ucapnya seraya menampilkan materi dalam slide. 

Sebagai bangsa yang terkenal karena keragaman agamanya, Indonesia selama bertahun-tahun telah membangun reputasi sebagai tempat di mana kerukunan antar umat beragama tumbuh subur. Simposium ini bertujuan untuk memperkuat kerukunan ini dengan melibatkan pemerintah dan organisasi masyarakat keagamaan.

Moderasi beragama, yang memiliki akar kuat dalam masyarakat Indonesia, terbukti menjadi alat yang efektif dalam menjaga perdamaian dan toleransi. Prinsip-prinsip moderasi beragama mencakup komitmen kebangsaan, toleransi antar umat, penolakan terhadap kekerasan, dan penghargaan terhadap tradisi.

Penting untuk dicatat bahwa moderasi beragama berbeda dengan moderasi agama. Moderasi beragama mengedepankan keselarasan dan toleransi di antara semua pemeluk agama, bukan hanya satu kelompok. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

Dalam situasi politik yang sensitif menjelang pemilu tahun 2024, forum ini memberikan peluang untuk memperkuat kesadaran politik di kalangan umat beragama. Tujuannya adalah untuk melindungi masyarakat dari politisasi agama, memastikan pemilu yang damai dan anti-diskriminasi ras dan agama. Harapannya adalah agar masyarakat Indonesia menjadi lebih cerdas dalam menghadapi taktik politik yang merusak persatuan dan kesatuan.

Politisasi agama dilihat sebagai ancaman serius, mencakup penggunaan agama sebagai alat justifikasi dalam politik. Kampanye hitam yang memanfaatkan isu-isu sensitif, serta upaya untuk memecah-belah masyarakat dengan menggunakan identitas politik. Ini menghasilkan segregasi, permusuhan, dan kebencian yang berpotensi merusak sosial dan politik Indonesia.

Dalam simposium ini para tokoh agama, analis, dan pembuat kebijakan diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang mendasar pada prinsip-prinsip moderasi beragama yang didasarkan pada semangat cinta terhadap Indonesia.

Menutup acara H. Wawan Djunaidi mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang telah berkontribusi aktif. Ia menekankan pentingnya sinergi untuk merawat persatuan dan kesatuan di rumah bersama, Indonesia.

"Terimakasih selama ini terus bekerja untuk Indonesia dan atas partisipasi aktifnya, mari kita tingkatkan sinergi untuk merawat rumah kita bersama, Indonesia," jelas H. Wawan menutup wawancara dengan JatimSatuNews.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Uruslah Istrimu Sendiri Jangan Urus Istri Orang Lain, Kapus KUB dalam Simposium Penguatan Kebijakan Moderasi Beragama

Trending Now