SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Simposium Penguatan Kebijakan Moderasi Beragama memang telah berlangsung di Hotel Movenpick Surabaya pada tanggal 18 hingga 20 Oktober 2023. Akan tetapi sebuah kesan tak terlupakan diungkapkan salah satu Pesertanya. Emmy Jumartina asal Kalimantan Barat. Salah satu momen istimewa adalah saat seorang analis kebijakan muda dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Emmy Jumartina, tampil sebagai peserta aktif dalam simposium. Dengan semangatnya, ia mempresentasikan policy brief berjudul "Berantas Radikalisme dan Kemiskinan dengan Satu Kali Klik, Kenapa Tidak?"
Emmy berhasil menyajikan dengan sangat menarik sehingga menggugah perhatian para pembahas untuk mendalami kajiannya. "Presentasi saat Simposium itu adalah pengalaman pertama saya dalam membuat policy brief sekaligus mempresentasikan. Di depan para pembahas dan peserta lainnya. Sedikit gugup tapi senang karena saya mendapatkan umpan balik, apresiasi yang membuat saya percaya diri menulis lagi, tutur Emy pada JatimSatuNews 25/10/2023.
Simposium merupakan ajang temu para perencana kebijakan dan analis kebijakan di seluruh Indonesia. Berhasil menyatukan peserta terbaik yang menulis policy brief berkualitas tinggi.
Sebanyak 15 peserta tampil dengan policy brief terbaik mereka, didukung oleh Perencana AK Kementerian Agama dan lintas instansi. Tambahan 6 policy brief terbaik dari kegiatan sebelumnya yang didanai oleh Biro Perencanaan. Sebanyak 56 peserta perencana dan AK terpilih hadir, semuanya merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Simposium narasumbernya kaliber nasional, termasuk LHS (Lukman Hakim Saifuddin), Kapus PKUB (Kepala Pusat Kebijakan Umum dan Bantuan Hukum) LAN, serta seorang motivator terkemuka. Acara dibuka dengan pidato Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, dan dihadiri oleh kepala Biro Perencanaan Setjen Kemenag, Rektor IAIN Sunan Ampel, dan Asdep Hukum Setwapres.
Selama tiga hari penuh, para peserta meramaikan Hotel Movenpick Surabaya dengan diskusi yang mendalam. Acara dimulai dengan paparan dari para narasumber yang berpengalaman. Hari kedua dipenuhi dengan presentasi policy brief oleh peserta yang dibahas oleh para ahli di bidangnya, dan kerja sama dengan dosen dari UIN Sunan Ampel menambahkan dimensi akademis yang kuat.
Kegiatan ditutup dengan penuh semangat oleh seorang motivator yang menyuguhkan keseruan dan kekompakan seluruh peserta dan panitia. Harapannya, program dan kegiatan serupa akan berkelanjutan, meningkatkan kompetensi, dan berbagi ilmu serta pengalaman dalam membuat policy brief bagi para pejabat fungsional, baik analis kebijakan maupun perencana. Simposium ini telah membuka jalan bagi kolaborasi yang kuat dalam menghadapi isu-isu krusial dalam moderasi beragama di Indonesia.