ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Simposium Penguatan Kebijakan Moderasi Beragama telah usai pelaksanaannya. 3 hari saya ikuti, dari tanggal 18 hingga 23 September 2023. Nerupakan forum yang penting bagi para analis kebijakan dan perencana di lingkungan Kementerian Agama.
Pada acara ini, 15 policy brief terbaik dari berbagai instansi berkumpul untuk berbagi gagasan dan pengalaman mereka. Namun, apa yang membuat acara ini begitu istimewa adalah pengalaman pertama saya dalam menyusun policy brief dan mempresentasikannya di hadapan para ahli dan sesama peserta.
Pada hari pertama, narasumber terkemuka hadir. Antara lain LHS, Lukman Hakim Saifuddin, Kapus PKUB Wawan Djunaedi, LAN, dan seorang motivator memberikan paparan yang menginspirasi. Membuat saya terpana, banyak ilmu banyak hal baru yang saya peroleh dari keikutsertaan simposium ini.
Puncak acara bagi saya berada pada hari kedua, ketika para peserta termasuk saya, diberi kesempatan untuk mempresentasikan policy brief. Inilah momen yang penuh tantangan dan membuat gugup namun juga berpeluang besar berbagi ide dan memperoleh umpan balik yang berharga dari lintas peserta, lintas disiplin satker.
Pada sesi itu, saya mempresentasikan policy brief berjudul "Berantas Radikalisme dan Kemiskinan dengan Satu Kali Klik, Kenapa Tidak?"
Sebuah karya tulis pertama yang saya serius membuatnya. Bersemangat dan penuh keyakinan saya paparkan. Sebuah upaya ikut memberantas kemiskinan melalui platform, digital. Sepertinya, usaha keras saya dalam menyampaikan gagasan ini berhasil memikat pembahas dan peserta lain, yang mulai menggali lebih dalam tentang kajian yang saya ajukan.
Saya, Emmy Jumartina adalah seorang analis kebijakan muda dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat. Merasa bangga menjadi bagian dari acara ini dan berkontribusi dengan policy brief saya. Pengalaman ini menjadi landasan pertama saya dalam menyusun kebijakan secara formal, dan juga mempresentasikannya di depan para ahli.
Kegiatan ditutup dengan motivator yang menyemangati seluruh peserta dan panitia. Semangat dan kekompakan semua peserta menjadi harapan agar program serupa dapat berkelanjutan. Dengan demikian, kompetensi, ilmu, dan pengalaman dalam menyusun policy brief akan terus berkembang, bermanfaat bagi para pejabat fungsional, analis kebijakan, dan perencana dalam upaya memajukan kebijakan moderasi beragama di Indonesia.