Dosen STIT Ibnu Sina Malang
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Indonesia merdeka tak lepas dari peran ulama dan para santri. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan cara yang tidak mudah dan melibatkan banyak elemen rakyat Indonesia, tak terkecuali kaum santri. Perjuangan para santri untuk Bangsa ini sudah tidak ternilai harganya, munculnya resolusi jihad sebagai bukti bahwa berjuang membela tanah air untuk kemerdekaan Negara ini merupakan kewajiban jihad fi sabilillah. Peran santri dalam mempertahankan tanah air Indonesia demi menjaga ideologi Pancasila dan NKRI pada era digitalisasi saat ini sangat dibutuhkan kesiapan mental, moral dan kesiapan pengetahuan yang handal. Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh santri agar mereka dapat berjuang untuk kemajuan negeri ini yang kesemuanya berangkat dari kata “SANTRI” itu sendiri yaitu :
S artinya
Science, sudah menjadi keharusan kalau saat ini seorang santri memiliki
ilmu pengetahuan yang luas, tidak hanya ilmu pengetahuan agama saja. Wahyu pertama kali diturunkan oleh Tuhan adalah
perintah untuk ”Membaca” “ Iqra” ini artinya bahwa Tuhan memerintahkan kepada
seluruh hambanya agar mampu “Membaca” tidak hanya membaca teks saja (Al Qur’an)
melainkan membaca alam ini. Dengan kata lain Tuhan memerintahkan hambanya untuk
mampu membaca, menulis dan meneliti tentang alam ini. Intinya bahwa wahyu pertama
kali diturunkan, Tuhan menginginkan agar manusia meningkatkan literasi ilmiahnya. Budaya
literasi dikalangan santri harus lebih ditingkatkan karena ribuan santri yang tersebar
di seluruh penjuru Nusantara ini akan sangat menentukan bagaimana perjalanan Bangsa
ini ke depan dengan berbagai problem yang makin kompleks.
A artinya
Ability and Activity, munusia (dalam hal ini adalah para santri) agar
bisa bertahan hidup, agar mampu bersaing di dunia global ini salah satu syarat adalah
memiliki kemampuan (kompetensi) jika tidak, maka dirinya akan tertinggal. Kemampuan
yang dimiliki akan tidak ada gunanya akan sia-sia saja jika tidak digunakan, jika
tidak ada aktifitas. Maka dari itu seyogyanya santri sebagai calon pemimpin masa
depan mutlak harus memiliki kemampuan yang bisa digunakan /dimanfaatkan untuk hal-hak
yang positif.
N artinya Networking,
jaringan maknanya , “tidak boleh tidak” saat ini santri harus
mampu membangun jaringan untuk bisa terus survive dalam kancah kompetisi
kehidupan seperti yang dirasakan saat ini. Jika itu tidak dilakukan maka dia akan
sangat tertinggal. Melalui jaringan yang dibangunnya
maka akan dapat saling bertukar pikiran, ide, gagasan dan lain-lain yang tentunya
mengarah kepada pembaharuan.
T artinya
Trust, rasa percaya diri sangat penting dimiliki oleh para
santri karena dengan rasa percaya diri yang tinggi dia akan memiliki kebebasan luas
dalam menyuarakan kebenaran dan idealismenya ditengah-tengah permasalahan kehidupan
yang sangat kompleks , tentunya rasa percaya diri ini harus diimbangi dengan abilitas
atau kemampuan yang tinggi sehingga akan lebih tepat sasaran.
R artinya
Religi, kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati
di atas manusia, ini akan sangat berpengaruh pada perilaku seseorang, sejauh mana
seorang santri memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua tindakan dalam hidup ini
akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, maka dia akan selalu bertindak berdasarkan
hati nuraninya. Kemantapan keyakinan kepada Tuhan akan selalu mengarahkan segala
tindakan untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat untuk Masyarakat dan tak akan
pernah tergoyahkan.
I artinya
Integrity, Integritas adalah suatu konsep yang berkaitan
dengan perilaku, nilai, prinsip dan harapan. Orang yang memiliki integritas berarti
memiliki kepribadian yang jujur dan kuat. Sikap tegas untuk tidak ingin korupsi, berpegang teguh
pada prinsip, dan menjadi dasar untuk berhubungan dengan diri sendiri sebagai nilai
moral. Integritas juga bermakna Kualitas, sifat, atau kondisi yang menunjukkan satu
kesatuan yang utuh memiliki potensi dan kemampuan untuk memancarkan otoritas, kewibawaan,
dan kejujuran. Kejujuran dalam hal ini bukan
hanya omongan, pemanis retorika, tapi juga tindakan. Jika dimulai dengan kejujuran,
kredibilitas, dan banyak akhlak mulia lainnya, maka karakter inilah yang sangat
dibutuhkan pemimpin saat ini dan selamanya.