ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Buya Muzamil: Anies Berpaham Aswaja

Admin JSN
10 Oktober 2023 | 13.21 WIB Last Updated 2023-10-10T06:21:48Z


ARTIKEL| JATIMSATUNEWS.COM: Keputusan bakal calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) merupakan keputusan tepat. Keduanya merupakan mantan aktivis mahasiswa dan cucu pejuang sehingga tidak perlu diragukan tranck record dan Nasionalismenya. 

Selain itu, Anies berpaham ahlussunnah wal jamaah (aswaja) sehingga dapat diterima oleh Nahdliyin,” ujar anggota Fraksi Partai Nasdem DPRD Jawa Timur, KH Muzamil Safii, kepada Jatim Satu News melalui wawancara tertulis.

Ketua Dewan Pakar DPW Partai NasDem Jawa Timur itu menguraikan berbagai kelebihan dan peluang pasangan Anies – Muhaimin (AMIN) untuk memenangkan kontestasi Pemilihan Presiden 2024.

Saya yakin pasangan AMIN akan mendulang suara besar di Jawa Timur,” tegas Buya Muzamil yang juga mantan Wakil Bupati Pasuruan. Seperti diketahui, pasangan AMIN diusung oleh Partai Nasdem, PKB dan PKS. 

Berikut petikan wawancaranya: 


Bagaimana tanggapan Anda terhadap pasangan AMIN?

Meski tidak terbukti, framing Anies menggunakan politik identitas masih terus digaungkan oleh lawan-lawan politiknya karena menguntungkan mereka. Jadi masalahnya bukan Anies melakukan politik identitas, tapi karena isu itu menguntungkan lawan politik sehingga terus dijadikan jualan. Siapa yang melakukan? Bisa kita lihat sendiri, siapa yang diuntungkan oleh isu itu.   
Padahal ketika Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, tuduhan bahwa Anies memberikan perhatian khusus pada Islam sementara umat lain dipinggirkan, tidak terbukti sama sekali. Anies justru memperlakukan kesamaan pada semua agama, dan hal ini sudah diakui oleh tokoh-tokoh agama lain.

Namun isunya masih terus disematkan pada Anies. Oleh karenannya perlu ditunjukkan pada publik jika hal itu sama sekali tidak benar. Penunjukan Muhaimin Iskandar selaku kader NU dan cucu salah satu pendiri NU dan sekaligus Ketua Umum PKB yang representasi Islam tradisional, secara substansial memberikan bukti bahwa koalisi perubahan menerapkan politik rohmatan lil alamin.


Jika boleh dibuka, apa sebenarnya alasan Nasdem menggandeng PKB?

Partai Nasdem sebagai pengusung utama Anies di Pilpres 2024 merasa kurang lengkap kalau tidak menggandeng tokoh NU yang memiliki basis di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Nasdem dan PKS merasa belum mampu meraih suara yang signifikan di Jatim dan Jateng. Sebab Nasdem eksis di luar Jawa sehingga prolehan kursi bisa mengalahkan PKB di DPRRI. Oleh karenanya untuk menambal kekurangan elektabilitas Anies di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Nasdem memilih Muhaimin Iskandar. Artinya, keputusan menggandeng Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, sudah sesuai kalkulasi politik untuk memenangkan Pilpres 2024.  


Apakah Anda yakin warga NU akan loyal kepada pasangan AMIN? 
PKB masih mendominasi periolehan suara di Jawa Timur. Hal itu menunjukkan bahwa Nahdliyin masih loyal terhadap PKB. Karena saat ini PKB mengusung kadernya, yang juga Nahdliyin, maka tidak ada alasan bagi warga NU untuk berpaling. Sekaranglah saat yang tepat bagi warga NU untuk membuktikan kekompakannya sehingga dapat mengantarkan kader terbaiknya menjadi wakil presiden. InsyaAllah pasangan AMIN akan leading di Jatim.


Bagaimana tanggapan Anda terhadap langkah Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang berulang-ulang mengeluarkan statemen tidak akan mendukung partai politik mana pun? Apakah pernyataan PBNU bukan framing untuk menggembosi suara koalisi pengusung AMIN, khususnya dari basis NU? 

Bagi warga NU penyaluran aspirasi politik itu sudah diatur sesuai hasil Muktamar dengan 9 pedoman berpolitik sehingga warga NU sudah semakin cerdas dalam memilih. Statemen Ketua Umum PBNU memang seharusnya begitu, normatif, agar warganya dapat menyalurkan aspirasi politiknya secara bertanggungjawab. 

Tetapi ingat, suara NU itu biasanya dibawa oleh kyai kampung. Ke mana kyai kampung diarahkan maka warga akan memilih sesuai dengan patronnya. Karena saya melihat Muhaimin satu satunya kader NU yang maju di Pilpres 2024, saya optimis banyak warga NU yang akan memberikan suaranya pada AMIN, khususnya di Jatim dan Jateng.

Kita khusnudzhon saja dengan yang dilakukan Ketua Umum PBNU. Anggap saja sebagai upaya untuk menjaga marwah NU, agar NU tidak ditarik ke sana kemari. Mengambil istilah almarhum KH Hasyim Muzadi, jangan sampai patok tali digeret oleh kambingnya, jangan sampai kyai dan NU digeret ke sana kemarin oleh kekuatan politik. Realitas di lapangan banyak warga NU berharap AMIN yang menang di Pilpres 2024, karena ada keunggilan yang dimiliki AMIN yakni Anies Baswedan sebagai pemimpin yang cerdas. Anies akan mampu menyusun perubahan ke depan. Anies adalah pemimpin yang bersih saat menjadi gubernur dan mampu memajukan Jakarta. Selain itu, cawapresnya adalah kader NU yang kelak saat memimpin diharapkan mampu menjadi penjaga ahlussunnah wal jamaah.

Apa yang harus dilakukan AMIN untuk merebut suara Jawa Timur pada Pilpres 2024?

Lakukan pendekatan kepada kyai kampung dan tokoh-tokoh yang menjadi panutan masyarakat. Pengalaman Pilkada di Jawa Timur, Gus Ipul (Saifullah Yusuf), yang didukung penuh oleh NU struktural kalah dengan Khofifah (Khofifah Indar Parawansa) yang didukung oleh KH Asep Syaifuddin dengan menggerakkan kiyai kampung dan simpul simpul masyarakat. Oleh karenanya safari yang dilakukan oleh AMIN saat ini, ke berbagai pondok pesantren dan kyai kampung di Jatim sudah sangat tepat.


Bisakah Anies diterima secara kultural di basis-basis NU?
Secara umum Anies berfaham ahlussunnah wal jamaah juga suka bersholawat dan sebagainya sehingga secara klutural tidak ada masalah dengan orang orang NU. Anies juga dapat langsung beradaptasi dengan lingkungan NU dan ponpes. Terbukti mereka welcome pada Anies.

Anies dan Muhaimin adalah satu paket sebagai capres dan cawapres sehingga para pendukungnya menerima dalam satu paket. Kalau toh ada hanya menerima salah satunya itu suatu kewajaran, malah menguntungkan. Kalau tidak nerima Anies ya nerima Muhaimin atau sebaliknya.

Secara kultural masyarakat Jawa Timur masih kengenal patron klien, maka AMIN akan merebut pengaruh dari tokoh masyarakat dan agama. Santri sangat menghormati gurunya. maka ketika guru atau kyainya satu barisan dengan AMIN maka semua santri dan alumninya akan sami'na wa atho'na.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Buya Muzamil: Anies Berpaham Aswaja

Trending Now