MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Istana Jamur Balap (IJB) merupakan salah satu UKM yang memproduksi jamur tiram cokelat yang berlokasi di Desa Tumpakrejo Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. IJB melakukan sistem kemitraan dengan warga sekitar, menjual baglog yang telah diinokulasi kemudian hasil panen dari warga sekitar dibeli untuk didistribusikan. IJB memasarkan jamur tiram coklat ke seluruh wilayah Malang Raya, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dalam produksi jamur tiram cokelat, IJB mengalami beberapa kendala dimana salah satunya yaitu di proses pembibitan. Selama ini, Istana Jamur Balap (IJB) melakukan pembibitan atau produksi F0 secara mandiri, memproduksi baglog, serta menjual baglog yang telah diisi dengan bibit jamur kepada masyarakat. Peralatan yang digunakan seperti autoklaf masih sederhana dan ruang inokulasi tidak steril. Autoklaf yang sudah tidak layak menyebabkan proses sterilisasi tidak bisa mencapai suhu optimal dan berdampak pada kultur F0 yang dihasilkan.
Melihat beberapa kendala yang dihadapi IJB tersebut, lima dosen Universitas Brawijaya dari beberapa departemen melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui skema Doktor Mengabdi berupa pemberian bantuan alat, pelatihan, dan pendampingan.
Kelima dosen tersebut adalah Arif Hidayat, STP., M. AIT., Ph. D; Vindhya Tri Widayanti, STP, MP, dan Riska Septifani, STP, MP; dari Fakultas Teknologi Pertanian, Nailah Firdausiyah, STP, MT, M. SC, Ph. D dari Fakultas Teknik, serta Novi Haryati, SP, MP dari Fakultas Pertanian. Dalam kegiatan ini juga melibatkan 5 mahasiswa dengan tujuan memberikan pengalaman nyata dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah kepada masyarakat.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan antara lain yaitu fasilitasi autoklaf yang sesuai standar untuk mencapai standar sterilisasi, fasilitas laminar air flow (LAF) juga diberikan untuk mendukung proses inokulasi agar berlangsung secara aseptis, selain itu mitra akan diberikan Bimtek bagaimana proses inokulasi yang aseptis seharusnya dilakukan.
“Pelaku usaha harus menggunakan jas lab, penutup kepala, mengkondisikan area steril, dan disemprot dengan alcohol 70% supaya proses inokulasi aseptis dapat berlangsung secara optimal,” jelas Vindhya Tri Widayanti selaku salah satu anggota tim pengabdian masyarakat.
Tim pengabdian masyakakat berharap dengan bantuan fasilitasi autoklaf dan laminar air flow (LAF), pelatihan, dan pendampingan yang diberikan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas di unit produksi jamur tiram cokelat ini. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang didanai dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Brawijaya Tahun Anggaran 2023 ini diharapkan dapat menjadi motivasi Istana Jamur Balap untuk semakin mengembangkan usahanya.