Studi Banding Pokjawas PAI Kabupaten Malang di Ponpes Singa Putih Prigen

Admin JSN
03 September 2023 | 10.47 WIB Last Updated 2023-09-03T03:47:39Z
 

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: "Romo Kyai punya cita-cita besar, mencetak konglomerat dunia, pemikir dunia, ulama dan pemimpin dunia. Tidak harus semua menjadi kyai, namun bisa berada dimana saja, menjadi birokrat, pengusaha dan lain-lain tingkat dunia. Intinya menjadi orang yg manfaat", ungkap Gus Adib. 

Itulah sepenggal kalimat penutup yang disampaikan oleh putra menantu Kyai M. Saifullah Arif Billah, Gus Ahmad Adib Muta'ali dalam sambutan studi banding anggota Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam (Pokjawas PAI) Kabupaten Malang, Rabu, 29 Agustus 2023, di pondok pesantren Singa Putih Munfaridin (SPM).

Pondok pesantren Singa Putih didirikan tahun 1992 oleh Romo KH. M. Saifullah Arif Billah. Awalnya mengelola pesantren salaf. Mulai tahun 2017, berdasarkan hasil riyadloh Kyai yang diperoleh dalam beberapa kali ibadah Umroh di tanah suci disetiap tahun, lalu mendirikan lembaga formal modern yaitu Madrasah Tsanawiyah Unggulan Singa Putih Modern (MTs). Pada perkembangan berikutnya, tahun 2018 mendirikan Madrasah Aliyah Unggulan Singa Putih (MA) modern.

Secara fisik, bangunan pondok sangat megah. Beberapa bangunan bertingkat dan sangat kokoh. Disamping itu ada beberapa bangunan yang sangat unik. 

Walaupun lembaga ini terbilang masih muda, namun secara prestasi sudah patut dibanggakan. Beberapa kali para siswanya memperoleh prestasi akademik baik nasional maupun internasional. Gus Adib kemarin mengungkapkan, dalam 2 tahun terakhir, 7 prestasi tingkat nasional dan 4 tingkat internasional. Yakni, juara 1 lomba Dai virtual Al-Kautsar Lembang, juara 2 Madrasah young Reseacher supercamp, medali perunggu dalam dalam Garuda Science Competition PAI, medali perunggu dalam Indonesian Youth Science tingkat guru, penulis Favorit even Literacy with Muzayyanah, Finalis Kopsi dan seleksi beasiswa Indonesia Maju angkatan 1 ke 44 Universitas Terbaik luar negeri. 

Adapun prestasi tingkat internasional yakni Gold Medali  Ayia - MTE Malaysia, Gold Medali dalam Euroin Vent Rumania, juara 2 lomba Nadzom Alfiyah dan Silver Medali dalam Euroin Vent Rumania. 

Disamping mengembangkan kompetensi akademik, pesantren unik ini juga fokus pada pengembangan ruhani para santri. Kegiatan pembiasaan ibadah diberikan sangat padat dan ketat, baik ibadah wajib maupun sunnah. Sholat malam, sholat jama'ah, puasa sunnah, dzikir dan taklim. 

"Sejak awal masuk, pendidikan dan pembiasaan sudah ditekankan pada santri. Seperti ketika awal masuk, maka selama 41 hari santri tidak boleh pulang dan dijenguk oleh orang tuanya", tutur Gus Adib. 

Adapun tentang filosofi pondok, menurut Kyai Saifullah, Singa Putih bermakna menghilangkan semua penyakit hati. Patung Singa yang menganga (mangap) bermakna dzikir kepada Alloh SWT. Tangan mencengkeram bermakna kerja keras untuk membersihkan hati. 

"Di pondok bukan hanya otaknya yang dididik, tapi hatinya. Kalau hanya otaknya yang dididik, santri hanya semakin pinter saja, cerdas, dan jenius, tapi hatinya kosong. Kenapa patung Singa hanya satu, menunjukkan semangat menjaga tauhid(keesaan) Alloh SWT", tutur Kyai Saifullah sambil mengutip ayat. 

Menurut Kyai kharismatik ini, awalnya pondok dianggap mengajarkan aliran hitam Banten yang dikembangkan di Prigen. Hal ini dikarenakan namanya lain dari kebiasaan nama pondok yang menggunakan bahasa Arab. Akhirnya keberadaan pondok ditulis dalam sebuah buku dan buku diberikan ke masyarakat dan setiap tamu yang datang. Akhirnya masyarakat memahami pondok yang sesungguhnya. Bahkan, dengan nama Singa Putih, masyarakat awam, terutama mantan brandal besar, mau masuk pesantren karena dianggap sebagai padepokan. Sehingga banyak preman yang datang, bahkan minta ilmu (gemblengan). 

Harapan Kyai, pesantren nantinya semakin lama semakin "besar" dalam rangka menandingi nama besar wilayah "Tretes" yang imagenya negatif. Prinsip beliau, orang yang tidak baik, belum beriman, tidak perlu diobrak-abrik, namun didoakan. Sebab yang bisa merubah perilaku, keimanan, itu hanya Alloh SWT. Nabi Muhammad SAW saja, kata beliau tidak bisa merubah pamannya sendiri tanpa hidayah dari Alloh SWT. 

Dalam kegiatan studi banding ini didampingi pula oleh  Najib Kuswanto, Pelaksana Tugas Kepala Bidang (Plt Kabid) Pendidikan Agama Islam (Pais) propinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa tujuan dari studi banding ini adalah sebagai sarana silaturahmi untuk membangun sinergitas, komunikasi dan kolaborasi antara ulama dan umaro. Makanya, pondok ini selalu didatangi oleh para pejabat(umaro) kementerian Agama, mulai dari tingkat kabupaten, propinsi bahkan pusat. Pernah pula dari konsulat luar negeri, para tokoh dan pemerhati pendidikan seperti Imam Suprayogo, KH. Asep dan Dahlan Iskan. 

Disamping itu yang tidak kalah penting, dengan silaturahmi ini akan terbangun mutual trust (saling percaya) dan mutual respect (saling menghormati) untuk bersama meningkatkan mutu dan prestasi pendidikan. Bukan hanya prestasi akademik melalui piala atau kejuaraan, namun  kerja keras membumikan syariat Islam dan peradaban. 

Arito, selalu ketua Pokjawas PAI kabupaten Malang menyampaikan bahwa kegiatan studi banding di Ponpes Singa Putih ini merupakan tindak lanjut dari perkenalan (ta'aruf) sebelumnya tentang penanganan siswa yang kecanduan gadget. Kegiatan ini dimaksudkan agar para pengawas bisa belajar bersama dengan para pembina dan guru (ustadz) pondok. Dengan belajar bersama ini harapannya pengawas bisa menyampaikan pada guru binaannya yang selanjutnya diimplementasikan kepada siswa. 

Dalam testimoni akhir, KH. Nukman Khumaidi, pengawas menengah menyampaikan terimakasih atas, kerjasama dan fasilitasi yang diberikan oleh Kyai dan keluarga besar pondok Singa Putih. Beliau berharap kedepan jalinan semakin kuat untuk bersama-sama meningkatkan pendidikan dan ilmu yang didapat di pondok menjadi ilmu yang bermanfaat barokah, pondok bisa menjadi mercusuar untuk pengembangan IsIam di daerah lain. 

Setelah pertemuan selesai, acara dilanjutkan dengan melihat sarana prasarana pondok. Dimulai dari kantor, gedung madrasah, ma'had dan bangunan lain. Setelah itu rombongan Pokjawas undur diri dan kembali ke Malang. 

Refan Purba
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Studi Banding Pokjawas PAI Kabupaten Malang di Ponpes Singa Putih Prigen

Trending Now