ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM –
Bagi warga Madiun dan sekitarnya, keberadaan Pasar Bunga tidak asing lagi. Pasar tersebut menyediakan aneka jenis tanaman hias dengan harga yang cukup terjangkau.
Pasar Bunga Kota Madiun semula bertempat di Stadion Willis, sejak Februari 2022, pedagang pasar tanaman hias diboyong ke tempat baru, Jalan D.I. Panjaitan. Pemkot melalui dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR) membangun 60 kios di atas lahan lahan 6.774 meter. Kios tersebut diperuntukkan pedagang lama yang dulu berjualan di Stadion Willis.
Dua tahun sudah keberadaan Pasar Bunga yang baru. Berikut Fakta-fakta Pasar Bunga Madiun yang baru:
1. Pasar Bunga yang baru lebih luas dan rapi, tetapi dengan ukuran per kios 3,5x 7 meter, para pedagang dilarang bermukim.
“Di sini tidak boleh nginep, Mbak, harus pulang,” kata Bu Gendut. “Tapi aman ko walaupun tidak ditunggu,” lanjutnya lagi.
Hal ini sejalan dengan pesan Wali Kota Maidi saat meresmikan dua tahun lalu, 15/12/2021. Tidak bisa dipungkuri jika dimanfaatkan tempat tinggal, akan kumuh. Untuk menjaga keasrian dan keamanan, Pasar Bunga telah dilengkapi pos penjagaan, ruang sekretariat, kamar mandi, musala, dan kantin.
2. Pasar Bunga yang baru lebih luas dan rapi, tetapi panas
Cuaca panas sekitar pasar tanaman hias juga dikeluhkan pedagang. Selain saat ini memang sedang musim panas ektrem, area pasar tersebut tidak sejuk seperti pasar yang lama.
Penulis menilai hal ini karena depan kios belum ada pohon besar yang rindang. Kios ini pun tidak berhadapan, pemilik bebas manaruh tanamannya di seberang kios asal tertata rapi. Selain itu, jalan yang berpaving juga menjadi penyebab panasnya udara sekitar Pasar Bunga.
Kondisi panas seperti saat ini, pedagang harus ektra merawat bunga. Misalnya memisahkan tanaman yang tidak tahan panas, menyiram dengan baik, gunakan naungan tanaman dengan jaring paranet.
3. Pasar Bunga yang baru lebih luas dan rapi, tetapi sepi
Pasar Bunga sepi pengunjung. Mungkinkah? Ketika penulis ke Pasar Bunga, tampak sepi, hanya ada beberapa pengunjung dan 2 mobil yang menurunkan tanaman hias.
Tampak sepi mungkin penulis datang terlalu siang, sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Waktu siang memang bukan waktu yang bagus untuk belanja apalagi menanam bunga.
Pada umumnya warga akan menanam bunga pada sore hari, bisa jadi membeli tanaman hias pun pada sore hari.
Walaupun sepi, menurut Bu Gendut, setiap harinya selalu ada pembeli. Kalau sudah niat dan suka bunga, walaupun panas, tetap akan datang ke Pasar Bunga.
Namun, perlu upaya dari berbagai pihak untuk meramaikan Pasar Bunga agar perekonomian pedagang tanaman hias meningkat. Terlebih di musim kemarau, pecinta bunga enggan menanam bunga, karena pasokan air kurang dan cuaca ektrem. Cuaca panas memengaruhi tumbuh kembang bunga hias.(SRD)