Pembuatan biopori di kebun kopi (dok pri) |
“Kondisi lahan pertanian kita saat ini banyak yang sakit. Bahan organik, khususnya di kebun kopi lahan kering di Sumbermanjing Wetan masih rendah”
Disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono, Guru
Besar Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dalam sambutannya pada kegiatan
pengabdian masyarakat Sabtu, 9 September 2023. Didukung dengan data riset
sebelumnya, memang kandungan bahan organik pada lahan kering di Malang Selatan
masih rendah. Idealnya kandungan bahan organik dalam tanah yaitu 5%, namun
masih banyak ditemui lahan dengan kandungan bahan organik di bawah ideal. Hasil
beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada kebun kopi di
Kecamatan Sumbermanjing Wetan berkisar 0,75-3,02%, di PTPN XII Bangelan
berkisar 0,99-1,56%, dan di Kecamatan Dampit berkisar 1%.
Rendahnya bahan organik dalam tanah tidak terlepas
dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Dalam prakteknya masih banyak petani
yang bergantung pada pupuk kimia, dengan anggapan kalau tanaman tidak diberi
pupuk kimia yang banyak tidak akan tumbuh optimal. Namun, mulai tahun 2022
pemerintah membatasi penggunaan pupuk bersubsidi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 10
Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi
Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Selain itu, dalam peraturan ini pemerintah
juga menetapkan 9 komoditas strategis yang berhak menerima pupuk bersubsidi,
yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan
kakao. Lantas, apakah petani harus tetap bergantung pada pupuk kimia?
Tak berhenti disitu, permasalahan lain juga dihadapi
oleh petani saat ini yaitu ketersediaan air bagi tanaman yang cukup rendah.
BMKG memprediksi fenomena El Nino (kemarau berkepanjangan) akan terjadi hingga
awal 2024. Fenomena el nino berpotensi menyebabkan beberapa dampak terhadap
sektor pertanian, diantaranya hasil panen berkurang, musim tanam terganggu,
serangan penyakit dan hama, penurunan kualitas tanaman, dan menganggu produksi
tanaman.
Menanggapi issue tersebut, dilakukan pengabdian
masyarakat oleh Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono, SU, Guru Besar FP UB beserta tim dengan
tema “Teknik Pemberian Bahan Organik untuk Perbaikan Kualitas Penyimpanan Air
di Lahan Kering”, dengan harapan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk
kimia dan dapat meningkatkan penyimpanan air. Kegiatan dilaksanakan di Desa
Ringinsari Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang dengan rangkaian
kegiatan meliputi sosialisasi manfaat bahan organik, sosialisasi pembuatan
kompos, forum group discussion dengan petani, hingga praktek pembuatan
lubang resapan biopori di kebun kopi.
Berbicara banyak terkait bahan organik, sebenarnya apa
itu bahan organik tanah, dan apa saja manfaatnya?
Bahan organik dan manfaatnya
Bahan organik merupakan suatu sistem kompleks dan
dinamis, dapat bersumber dari sisa tanaman ataupun hewan yang terdapat di dalam
tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh
faktor biologi, fisika, dan kimia. Bahan organik memiliki banyak manfaat dan
peran terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Bahan organik dapat memperbaiki
sifat fisik tanah diantaranya membentuk struktur tanah, meningkatkan ruang pori
tanah, dan meningkatkan kapasitas menahan dan penyimpanan air dalam tanah. Peran
bahan organik terhadap sifat kimia tanah yaitu berfungsi sebagai sumber unsur
hara bagi tanaman.
Sumber bahan organik
Bahan organik bisa berasal dari jaringan organik
tanaman (daun, ranting, buah, akar), jaringan organik fauna (kotoran dan
mikrofauna), atau sumber lain dari luar (pupuk organik). Sumber bahan organik
dapat memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di sekitar, seperti limbah
sayuran, kotoran ternak, kulit kopi, ampas tebu, dan sebagainya.
Metode aplikasi bahan organik
Ada beberapa metode aplikasi bahan organik,
diantaranya yaitu disebar di permukaan tanah, dalam larikan, hingga pada zona
perakaran tanaman. Aplikasi bahan organik pada zona perakaran lebih efektif
diterapkan, yaitu dengan membuat lubang resapan biopori. Lubang resapan biopori
merupakan teknologi resapan yang dibuat di permukaan tanah hingga kedalaman
tertentu yang dapat menampung limpasan air hujan dan menjadi tempat untuk
dekomposisi bahan organik. Caranya yaitu dengan membuat lubang pada permukaan
tanah hingga kedalaman perakaran (pada tanaman kopi akar tunjang sekitar 30-45
cm) dengan jarak 50-200 cm dari batang tanaman kopi (batas luar tajuk tanaman).
Selanjutnya pada lubang tersebut dimasukkan bahan organik. Beberapa penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa penerapan bahan organik berkompos dapat memperbaiki
sifat fisik tanah dan meningkatkan kualitas penyimpanan air dalam tanah.
Penerapan lubang resapan biopori dapat mengurangi volume air yang melimpas,
meminimalkan kehilangan hara dan meningkatkan daya simpan air, meningkatkan
ruang pori tanah, meningkatkan kapasitas air tersedia, dan meningkatkan
kapasitas air yang masuk ke dalam tanah.
Gambar ilustrasi desain dan mekanisme biopori di kebun (dok pri) |
Banyak sekali bukan manfaat bahan organik? Selain
menguraikan permasalahan limbah, penerapan biopori dengan bahan organik
ternyata memiliki sejuta manfaat, ibarat pepatah sekali dayung dua tiga pulau
terlampaui. Disamping memikirkan keuntungan ekonomis, sekarang sudah saatnya
kita menerapkan sistem pertanian berlanjut. Salam Lestari. (afh)