PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Pecinta bonsai Pasuruan, sebaiknya jangan melewatkan acara jemur bonsai yang diadakan di Bumi Winongan, tanggal 19-26 September 2023. Bertempat di lahan Desa Gading, acara yang diadakan selama 7 hari penuh ini mengusung tajuk "Eksotika Bonsai Winongan".
Diadakan oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) ranting Winongan, merupakan acara jemur bonsai pertama yang diadakan di kecamatan Winongan.
Pemerintah kecamatan Winongan ikut mendukung acara ini, dalam hal penyediaan lahan dan keamanan. Pembukaan acara diadakan pada hari Sabtu pagi, 23 September 2023. Dihadiri oleh Forkopimcam setempat, rencananya akan ada penyerahan piala Kepala Desa Gading dan Camat Winongan.
Disebut jemur bonsai, karena ada ratusan pohon bonsai dari berbagai macam spesies pohon yang tertata rapi dan dijemur di ruangan terbuka, dipamerkan kepada khalayak ramai untuk dinikmati sebagai kreatifitas seni yang bernilai tinggi.
Acara ini bertujuan mengenalkan kepada masyarakat Winongan dan sekitarnya akan potensi bonsai yang bisa dibudidayakan dan bernilai ekonomis, sekaligus sebagai sarana edukatif bagi pecinta bonsai pemula.
Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi para pengrajin bonsai yang ada di wilayah kabupaten Pasuruan. Acara terhitung sukses, bukan hanya karena banyaknya masyarakat yang datang berkunjung, tetapi juga dari banyaknya peserta yang ikut andil. Peserta merupakan pengrajin bonsai yang berasal dari 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan. Dengan hanya membayar biaya pendaftaran senilai Rp 60.000,-/pohon, mereka bisa ikut memamerkan hasil kreativitas seninya untuk dinikmati masyarakat luas dan mengikuti kontes seni bonsai.
Penilaian bonsai dilakukan pada hari ke-3.
Ada 2 kelas yang dipertandingkan, yaitu kelas Pemula/Prospek dan kelas Jadi/Pratama.
Kelas Pemula/Prospek merupakan kelas dari pohon bonsai yang baru dibentuk, sementara kelas Jadi/Pratama merupakan kelas dari pohon bonsai yang sudah jadi.
Masing-masing kelas dicari 10 yang terbaik yang berhak mendapatkan piala.
Tak tanggung-tanggung, juri yang didatangkan adalah juri Nasional. Adalah Azam Herman, pria Kediri yang sekarang menjabat sebagai Dewan PPBI, menjadi juri yang terpercaya untuk menilai kontes bonsai kali ini, sekaligus memberikan edukasi bagi para peserta.
Secara garis besar, penilaian bonsai berdasarkan pakem alam dan karakteristik pohon, karena bonsai sendiri merupakan miniatur pohon yang sebenarnya.
Bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas (sumber: Wikipedia).
Indonesia dengan kekayaan fauna pastinya memiliki banyak spesies pohon, hanya saja tidak semua pohon bisa dibonsai. Spesies pohon endemik Indonesia yang bisa dibonsai adalah pohon purba,merupakan jenis pohon yang memiliki kulit keras.
Bisa dikatakan bahwa bonsai merupakan cara lain dalam melestarikan pohon purba yang ada di Indonesia.
Ratusan bonsai yang dipamerkan pada acara ini juga bisa diperjualbelikan. Jika pengunjung berminat, bisa menghubungi panitia di lokasi untuk bisa melakukan tawar menawar harga. Jika banyak penawaran, bisa dimungkinkan akan diadakan lelang. Bahkan ada bonsai yang ditawar 15 juta rupiah, tetapi pemilik bonsai belum berkenan melepaskan bonsainya.
Abidin, ketua Panitia acara Jemur Bonsai ini berharap semoga acara ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan salah satu ekonomi kreatif ini sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Jangan sampai lelah berbonsai, tetaplah berkarya," pesan Pria Desa Prodo yang sudah 8 tahun malang melintang di dunia perbonsaian ini kepada sesama pengrajin bonsai. (Lee)